Harga minyak dunia tercatat naik cukup tinggi hingga lebih dari 2% pada akhir perdagangan Jumat (11/7) kemarin. Hal ini disebabkan oleh kondisi pasar energi global lebih ketat imbas perhatian para investor terhadap kebijakan tarif Amerika Serikat dan kemungkinan pemberian sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.
Melansir Reuters, Minggu (13/7/2025), harga minyak mentah Brent ditutup naik US$ 1,72 per barel atau 2,5%, jadi US$ 70,36 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik US$ 1,88 per barel atau 2,8%, menjadi US$ 68,45 per barel.
Kemudian jika dilihat secara mingguan, harga minyak mentah Brent tercatat sudah naik hingga 3%. Sedangkan WTI mencatat kenaikan mingguan sekitar 2,2%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Badan Energi Internasional (IEA) menyatakan bahwa pasar minyak global mungkin lebih ketat daripada yang terlihat, dengan lonjakan permintaan yang didukung oleh puncak operasional kilang di musim panas untuk memenuhi kebutuhan logistik dan pembangkit listrik.
Baca juga: Trump Ancam Eropa & Meksiko Tarif 30%! |
Padahal sebelumnya kedua harga acuan minyak global tersebut sempat turun lebih dari 2% karena investor khawatir tentang dampak tarif Presiden AS Donald Trump terhadap pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak global.
"Pasar mulai menyadari bahwa pasokan sedang ketat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.
IEA masih meningkatkan proyeksi pasokan energi sepanjang tahun ini, sekaligus memangkas prospek pertumbuhan permintaan yang menyiratkan terjadi surplus minyak mentah di pasar global.
"OPEC+ bakal meningkatkan pasokan minyak secara signifikan. Ada ancaman kelebihan pasokan yang besar. Namun, dalam jangka pendek, harga minyak tetap meningkat," kata analis Commerzbank.
(igo/kil)