CEO Danantara Rosan Roeslani buka suara soal rencana investasi jumbo perusahaan hingga Rp 130 triliun ke Amerika Serikat (AS). Isu ini mencuat seiring kesepakatan perdagangan Indonesia-AS yang memangkas tarif impor Negeri Paman Sam menjadi 19%.
Meski begitu, Rosan menegaskan Danantara tetap memprioritaskan penanaman modal di dalam negeri. Dari total portofolio, porsi investasi luar negeri hanya sekitar 20%, sedangkan 80% tetap untuk proyek-proyek dalam negeri.
"Kita evaluasi semua potensi investasi. Kita kan fokusnya di Indonesia dulu," ujar Rosan di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rosan mengatakan semua peluang investasi di luar negeri tetap dipantau, termasuk di AS, dengan catatan harus memenuhi tiga syarat utama: membawa transfer teknologi, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan imbal hasil sesuai benchmark.
"Kita lihat semua (potensi), tak hanya di AS tapi juga di negara lain. Yang penting ada transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan return sesuai di atas cost of capital," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan Reuters, Danantara berencana menandatangani kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi senilai US$ 8 miliar atau sekitar Rp 130 triliun dengan KBR Inc., perusahaan rekayasa asal AS. Proyek ini akan membangun 17 kilang modular di Indonesia.
Kontrak tersebut menjadi bagian dari kesepakatan perdagangan Indonesia-AS pekan lalu yang membuat tarif impor AS untuk produk Indonesia turun dari 32% menjadi 19%.
(hal/rrd)