Vale Mulai Bangun Fasilitas Pendukung Smelter Nikel di Pomalaa

Vale Mulai Bangun Fasilitas Pendukung Smelter Nikel di Pomalaa

Heri Purnomo - detikFinance
Kamis, 31 Jul 2025 11:12 WIB
Empat unik kendaraan menumpahkan slag nikel di areal pembuangan milik PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023). Smelter PT VALE Indonesia Tbk di Kabupaten Luwu Timur mampu memproduksi kurang lebih 240 ton nikel per hari dan saat ini sedang menggarap tiga proyek besar smelter di tiga lokasi yaitu Sorowako, Bahodopi dan Pomalaa dengan total investasi sekitar Rp134,3 triliun. ANTARA FOTO/jojon/Spt.
Foto: ANTARA FOTO/JOJON
Jakarta -

PT Vale Indonesia Tbk resmi memulai pembangunan infrastruktur penunjang untuk Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Pembangunan ini guna memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok energi global berbasis kendaraan listrik (EV).

Pembangunan proyek ini bekerja sama dengan PT Leighton Contractors Indonesia (LCI) dengan target pengerjaan rampung dalam waktu 26 bulan atau hingga 31 Oktober 2026.

Head of Pomalaa Project PT Vale Mohammad Rifai mengatakan pembangunan infrastruktur ini mencakup Workshop, Office Area, Operational Camp, Main Entrance, serta fasilitas pendukung lainnya, termasuk Operation Building, Maintenance Building, Residence, dan Support Building.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun hingga Juli 2025, progres fisik secara keseluruhan proyek IGP Pomalaa telah mencapai 31 persen, termasuk tahap awal konstruksi pabrik HPAL yang menggandeng Huayou, perusahaan global terkemuka di bidang pengolahan nikel laterit.

ADVERTISEMENT

Rifai mengatakan, Blok Pomalaa menyimpan potensi besar dari jenis bijih limonite yang sebelumnya kurang dimanfaatkan. Melalui teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), PT Vale membuka peluang baru untuk menjadikan limonite sebagai sumber daya strategis bagi bahan baku baterai kendaraan listrik.

"Proyek ini menjadi simbol bahwa limonite Kolaka bisa menjadi sumber kesejahteraan, bukan limbah. Dan kami tidak bisa melakukannya sendiri, namun melalui kolaborasi dengan mitra seperti LCI membuat kami optimistis bahwa proyek ini akan membangun warisan untuk generasi mendatang," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).

President Director LCI, Simon Burley mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk selalu mengedepankan keselamatan sebagai prioritas utama dalam pembangunan proyek tersebut.

"PT LCI merasa terhormat dapat berkontribusi dalam proyek strategis nasional ini. Dengan teknologi konstruksi yang cepat, efisien, dan standar internasional, kami menjunjung tinggi keselamatan sebagai prioritas utama," ujarnya.

Sementara itu, Second Secretary Economic Trade and Investment Kedutaan Besar Australia, Julia DeLorenzo, menegaskan pentingnya investasi jangka panjang Australia di Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa.

"CIMIC Group (induk LCI) telah hadir lebih dari 50 tahun di Indonesia. Kolaborasi ini mencerminkan masa depan kerja sama bilateral yang semakin kuat dan inklusif," ungkapnya.

Tonton juga video "Hasil Studi Dampak Lingkungan dan Kesehatan di Sekitar Kawasan Tambang" di sini:

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads