Diam-diam China Kuasai Sumur Minyak di Irak

Diam-diam China Kuasai Sumur Minyak di Irak

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Senin, 04 Agu 2025 12:21 WIB
Ladang minyak baru di Mesir
Ilustrasi/Foto: Business Insider Africa
Jakarta -

Perusahaan-perusahaan minyak China perlahan-lahan mendominasi investasi migas di Irak. Investasi miliaran dolar diinvestasikan beberapa perusahaan minyak swasta China di negara yang menjadi produsen minyak terbesar kedua di aliansi negara OPEC tersebut.

Irak dinilai dapat menggandakan produksi mereka menjadi 500 ribu barel per hari dengan hadirnya perusahaan-perusahaan China. Pengaturan kontrak yang cukup menguntungkan menjadikan perusahaan China tertarik menginvestasikan modalnya di Irak.

Pemain-pemain minyak China yang kurang dikenal, seperti misalnya Geo-Jade Petroleum Corp, United Energy Grou, Zhongman Petroleum and Natural Gas Group, dan Anton Oilfield Services Group membuat gebrakan tahun lalu ketika mereka memenangkan setengah dari putaran lisensi eksplorasi Irak.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Reuters, Senin (4/8/2025), bagi perusahaan-perusahaan swasta China yang kapasitasnya lebih kecil, Irak merupakan peluang untuk memanfaatkan biaya yang lebih rendah dan pengembangan proyek-proyek yang lebih cepat. Proyek minyak di Irak dinilai terlalu kecil untuk raksasa migas lainnya, baik dari Eropa, Amerika, ataupun perusahaan besar lainnya di China.

ADVERTISEMENT

Di sisi lain, pemerintah Irak juga memang berusaha untuk memikat raksasa minyak global. Meningkatnya kehadiran pemain swasta dari China di industri migas Irak menandai adanya pergeseran strategi dari Baghdad, pusat pemerintahan Irak.

Negara itu memiliki rencana besar untuk mempercepat proyek-proyek minyaknya, mereka mengundang investor dari berbagai negara untuk ikut serta. Irak ingin meningkatkan produksi lebih dari setengahnya menjadi lebih dari 6 juta barel per hari pada tahun 2029.

CNPC asal China telah menyumbang lebih dari setengah produksi Irak saat ini di ladang-ladang besar termasuk Haifaya, Rumaila, dan West Qurna 1.

Perusahaan-perusahaan minyak kecil asal China juga dinilai Baghdad lebih gesit daripada perusahaan-perusahaan besar China dan negara lain. Para pemain ini juga lebih toleran terhadap risiko daripada banyak perusahaan yang mungkin mempertimbangkan untuk berinvestasi di ekonomi Teluk.

Mereka menawarkan pemerintahan Irak pembiayaan yang kompetitif, memangkas biaya dengan tenaga kerja dan peralatan China yang lebih murah. Selain itu perusahaan-perusahaan itu juga bersedia menerima margin yang lebih rendah untuk memenangkan kontrak jangka panjang.

Lihat juga Video Ladang Minyak yang Dikelola Perusahaan AS di Irak Diserang Drone

(hal/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads