Presiden AS Donald Trump telah menggunakan ancaman tarif sebagai senjata kebijakan luar negeri, termasuk kepada negara yang tetap membeli minyak murah dari Rusia. Negara-negara tersebut terancam dikenakan tambahan tarif.
Sebagaimana dilansir dari CNBC, Sabtu (9/8/2025), langkah ini menjadi salah satu upaya Trump untuk memaksa Rusia berdamai dengan Ukraina dan mengakhiri invasinya dalam 50 hari.
Trump memberikan Rusia tenggat waktu untuk menyetujui perdamaian tersebut. Jika Moskow tidak mematuhinya, AS akan mengenakan tarif tambahan hingga 100% kepada negara-negara yang membeli minyak Rusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Siapa saja negara-negara importir minyak Rusia?
Data Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) mencatat, India dan China adalah dua negara pengimpor minyak Rusia terbesar, lalu disusul Uni Eropa di posisi ketiga, dan Turki di posisi keempat. Negara penikmat minyak murah Rusia lainnya ada Myanmar, Azerbaijin, Brunie Darussalam, Pakistan, Syria, Ghana, Cuba, Brasil, Uni Emirat Arab (UEA), Venezuela, hingga Sri Lanka.
Berikut penjelasan lebih lanjut dari beberapa negara importir utama minyak mentah Rusia.
India
Pada hari Rabu, Trump mengenakan tarif 25% kepada India atas pembelian minyak mentah Rusia, jauh lebih rendah daripada denda 100% yang awalnya diancamkannya. Dengan demikian, kini total tarif impor yang dikenakan ke India mencapai 50%.
India sendiri merupakan salah satu konsumen minyak dunia terbesar. Berdasarkan data Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) 2023, India menempati posisi ketiga dengan impor mencapai 4,58 barel per hari.
Menurut data Kpler, India adalah pelanggan minyak terbesar Rusia yang mengimpor sekitar 1,7 juta barel per hari. Jika Trump menerapkan tarif tersebut, harga minyak diproyeksikan akan melonjak karena barel yang diekspor Rusia ke India tidak dapat dengan mudah dialihkan ke tujuan lain.
China
China menjadi negara importir minyak mentah terbesar di dunia. Berdasarkan data OPEC 2023, China menduduki posisi teratas dunia, dengan impor sekitar 10,19 juta barel per hari.
Rusia kini menyumbang sekitar 13,5% dari impor minyak mentah China, menurut data Vortexa. Adapun berdasarkan data Customs China dan International Energy Agency (IEA), China mengimpor sekitar 2 juta barel minyak per hari dari Rusia sepanjang 2024.
Saat ini, AS sendiri telah mengenakan tarif sebesar 30% untuk China, setelah sebelumnya sempat dikenakan tarif 145% dan memicu perang tarif. Akhirnya disepakati gencatan senjata sehingga tarifnya kini turun.
Namun belum ada perintah kenaikan tarif dari AS yang ditandatangani untuk China. Meski begitu, Reuters melaporkan, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan pada hari Rabu bahwa langkah-langkah sekunder yang diancamkan Trump terhadap negara-negara pembeli minyak bumi diperkirakan akan diberlakukan pada hari Jumat.
Harga minyak kemungkinan akan naik, menciptakan masalah politik baginya sebelum pemilihan umum paruh waktu Kongres AS tahun depan. Tarif tersebut juga akan mempersulit upaya pemerintah untuk mengamankan kesepakatan perdagangan dengan China dan India.
Uni Eropa dan Turki
Foto: DW (News)
|
Uni Eropa
Uni Eropa merupakan negara ketiga importir minyak mentah Rusia keempat dengan persentase mencapai 6% dari ekspor, berdasarkan data CREA untuk periode Desember 2022 s.d Juni 2025. Namun semenjak konflik Rusia dengan Ukraina, data Kpler mencatat sudah tidak ada impor dari sana.
Uni Eropa juga merupakan pembeli bahan bakar fosil Rusia terbesar keempat, dengan impornya mencapai 10% (EUR 1,47 miliar) dari lima pembeli teratas. Hampir separuh dari impor ini adalah LNG Rusia, senilai EUR 728 juta.
Turki
Turki merupakan importir minyak mentah Rusia keempat dengan persentase mencapai 6% dari ekspor, berdasarkan data CREA untuk periode Desember 2022 s.d Juni 2025. Sedangkan berdasarkan data Kpler, per Juli 2025 impor minyak dari rusia mencapai 401 ribu barel per hari.
Secara keseluruhan, impor bahan bakar fosil Turki dari Rusia menyumbang 16% (EUR 2,3 miliar) dari total pendapatan ekspor lima importir teratasnya. Dalam hal impor bahan bakar fosil Turki menjadi negara terbesar ketiga.
Sebanyak 44% impor Turki dari Rusia terdiri dari produk minyak olahan senilai EUR 1 miliar. Impor produk minyak Turki turun 7% secara bulanan di bulan Juni. Produk minyak Rusia mengalami penurunan yang lebih signifikan, yaitu 13%.