Lifting minyak tahun ini bakal melebihi target yang ditetapkan di APBN 2025. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia melaporkan capaian ini kepada Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai informasi, dalam APBN 2025 target lifting minyak dan gas secara total sebesar 1,61 juta barel setara minyak per hari (barrels of oil equivalent per day/BOEPD). Khusus untuk lifting minyak targetnya ditetapkan mencapai 605 ribu barel minyak per hari (barrels of oil per day/BOPD). Kemudian, untuk lifting gas sebesar 1,005 juta BOEPD.
Bahlil menyatakan sejauh ini di bulan Juli 2025, lifting minyak sudah menyentuh 608 ribu BOPD. Capaian ini menjadi pertama kalinya diraih Indonesia sejak 2008, 16 tahun lamanya Indonesia belum bisa melakukan lifting minyak melebihi target di APBN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya melaporkan pertama target lifting kita yang 605 ribu BOPD, sampai bulan Juli sudah 608 ribu BOPD. Jadi ini adalah insyaallah doain, sampai akhir tahun ini target APBN pertama kali bisa kita realisasikan di lifting. Selama ini sejak 2008 hingga 2024 lifting tidak pernah tercapai," beber Bahlil usai menghadap di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (11/8/2025).
Selain lifting, Bahlil juga memaparkan target penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Kementerian ESDM terus meningkat. Hingga saat ini sudah 54% dari target sebesar Rp 260 triliun. "Kedua target PNBP kita. Dari Rp 260 triliun lebih sudah 54% masuk," lanjut Bahlil.
Sumur Minyak Dikelola Masyarakat
Bahlil juga memaparkan soal regulasi baru Kementerian ESDM soal pengelolaan sumur minyak masyarakat. Selama ini usaha perminyakan dinilai menjadi bisnis konglomerat, namun saat ini bisnis itu bisa dirasakan langsung oleh masyarakat secara luas.
Lewat regulasi baru ini, masyarakat luas melalui UMKM, Koperasi, ataupun BUMD bisa mengelola sumur minyak.
"Kami juga laporkan sumur masyarakat, selama ini kan minyak dipersepsikan bisnis konglo-konglo. Sekarang dengan Peraturan Menteri yang baru UMKM, BUMD dan koperasi bisa kelola sumur-sumur," papar Bahlil.
Namun sumur-sumur yang boleh dikelola masyarakat itu adalah sumur yang sebelumnya sudah diproduksi. Bahlil bilang banyak dari sumur-sumur itu tidak berizin dan dengan aturan baru ini dilegalisasi.
"Tapi sumur-sumur yang lama yang sudah terjadi di masa lampau yang selama ini produksi tapi belum ada izin. Tujuannya apa? Agar mereka bisa kelola dan lakukan perputaran ekonomi daerah," beber Bahlil.
Pengelolaan sumur masyarakat ini diprediksi dapat membuka lapangan kerja hingga 10 orang per sumur dengan produksi sebesar 3-5 BOPD. Per sumur bisa memberikan pendapatan kepada pengelolanya setiap hari sebesar Rp 2,5-3 juta. Targetnya ada sekitar 25-30 ribu sumur masyarakat yang akan dibuka.
"Satu sumur lapangan kerjanya 10 orang, per sumur itu bisa 3-5 barel. Pendapatan per hari itu Rp 2,5-3 juta," sebut Bahlil.
Tonton juga video "Bahlil Ungkap Kondisi Lifting Minyak RI, Bandingkan dengan Tahun 1997" di sini:
(acd/acd)