RI Didorong Jadi Pusat Energi Hijau se-Asia Tenggara

RI Didorong Jadi Pusat Energi Hijau se-Asia Tenggara

Fadhly Fauzi Rachman - detikFinance
Kamis, 14 Agu 2025 10:07 WIB
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) Shell Recharge hadir di Mal Pacific Place Jakarta. Hadirnya SPKLU ini merespons bertambahnya pengguna mobil listrik.
Foto: Andhika Prasetia
Jakarta -

Transisi energi sangat penting bagi Indonesia karena merupakan kunci untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan ketahanan energi nasional. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mencapai Net-Zero Emissions, dan transisi menuju energi terbarukan menjadi krusial untuk mencapai tujuan ini. Indonesia berkomitmen untuk memainkan peran aktif dalam isu iklim dan energi di panggung global, yang sejalan dengan upaya transisi energi.

Hal itu juga dipertegas oleh Hashim Djojohadikusumo, Utusan Khusus Presiden Bidang Energi dan Perubahan Iklim, tentang pentingnya membangun ekosistem yang solid agar energi bersih dapat diakses secara luas oleh masyarakat.

Pentingnya kerja sama berbagai pihak dalam transisi energi terutama dalam mencapai target peningkatan kapasitas listrik nasional dan transisi menuju energi hijau. Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan kolaborasi multi-stakeholder, inovasi teknologi, dan kebijakan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), merupakan salah satu stakeholder yang mempunyai peran penting dalam transisi energi berkomitmen untuk mempromosikan pemanfaatan Energi Terbarukan di Indonesia. METI berupaya meningkatkan keamanan energi, memperluas akses energi, dan mengurangi emisi gas rumah kaca, demi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

Menyongsong periode kepengurusan 2025-2028, berbagai tokoh dari latar belakang berbeda siap menjadi ketua umm dan pengurus METI yang akan membawa visi pembaruan dan strategi inovatif demi mempercepat transisi energi di Indonesia

Norman Ginting yang kini menjabat sebagai Direktur Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) adalah salah satu kandidat untuk posisi Ketua Umum METI periode 2025 - 2028.

"METI bukan hanya sebagai wadah kolaborasi, tetapi harus menjadi kekuatan penggerak yang kongkret dan berdampak langsung kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung program asta cita pemerintah dalam mendorong kemandirian bangsa, khususnya melalui green economy," tegas Norman Ginting yang kini menjabat sebagai Direktur Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) adalah salah satu kandidat untuk posisi Ketua Umum METI, dalam siaran persnya, Kamis (14/8/2025).

Norman Ginting menegaskan bahwa visinya adalah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan energi terbarukan di Asia Tenggara. Dengan menguatkan kolaborasi lintas sektor, mendorong inovasi teknologi, dan memperjuangkan kebijakan yang mendorong pertumbuhan berkelanjutan.

Beberapa hal yang harus segera dilakukan untuk transisi energi adalah mempercepat adopsi energi baru terbarukan melalui proyek proyek strategis, seperti listrik terbarukan solar PV, baterai, geothermal, biogas, biomass, PLTA, hidrogen dan angin. Tidak lupa juga meningkatkan energi terbarukan di luar ketenagalistrikan seperti bioethanol, biodiesel, green ammonia, green hydrogen, dan memperkuat carbon trading.

"METI harus bisa mendorong kebijakan dan regulasi dengan menjadi mitra aktif pemerintah dalam menciptakan kerangka yang mendukung investasi dan percepatan implementasi ekonomi hijau," tutup Norman Ginting.

(fdl/fdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads