Sederet Kado Istimewa Pertamina buat RI

Sederet Kado Istimewa Pertamina buat RI

Sylke Febrina Laucereno, Andi Hidayat - detikFinance
Minggu, 17 Agu 2025 18:00 WIB
Pertamina Patra Niaga melakukan sidak bersama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di dua titik SPBU, yakni SPBU Kaliwates dan SPBU Mangli pada Pada Kamis (31/7).
Ilustrasi SPBU Pertamina - Foto: Dok. Pertamina
Jakarta -

Indonesia resmi berusia 80 tahun tepat hari ini, Minggu (17/8). Sebagai kado bagi 80 tahun kemerdekaan, PT Pertamina (Persero) mempersembahkan berbagai proyek untuk mewujudkan swasembada energi.

VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan HUT Kemerdekaan RI ke-80 sejalan dengan proyek yang digarap Perseroan, yakni Energi Merah Putih Indonesia Maju.

"Tema ini sebagai pengingat untuk senantiasa menghidupkan semangat perjuangan dalam membangun Indonesia menjadi lebih kuat dan bersatu, terutama dalam upaya mencapai swasembada energi dan memberikan dampak positif untuk masyarakat Indonesia," ujar Fadjar, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (17/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fadjar menjelaskan, proyek energi ini tersebar dari hulu ke hilir, termasuk bisnis energi hijau yang berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Berikut proyek energi yang menjadi kado istimewa RI:

ADVERTISEMENT

1. Pengembangan Akasia Bagus di Indramayu, Jawa Barat yang dikelola oleh PT Pertamina EP, anak usaha dari subholding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE). Proyek menjadi salah satu program strategis, yakni untuk membangun Stasiun Pengumpul Akasia Bagus Stage 1 yang didesain untuk meningkatkan kapasitas pengolahan minyak dan gas, dari kapasitas total 1.750 barel cairan per hari (BLPD) menjadi 9.000 BLPD, serta dari 3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) menjadi 22 MMSCFD.

Stasiun pengolahan minyak ini ditargetkan beroperasi secara komersil pada Agustus 2025, sedangkan untuk pengolahan gas direncanakan beroperasi pada September 2025.

2. Project UCO to SAF, di mana kilang Pertamina telah berhasil memproduksi Sustainable Aviation Fuel (SAF) berbahan baku minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO), dengan katalis Merah Putih inovasi anak bangsa Pertamina dan Institut Teknologi Bandung. SAF menjadi bahan bakar rendah emisi bersertifikat internasional pertama di Asia Tenggara.

Pada Agustus tahun ini, SAF berbahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO) akan diuji coba pada penerbangan komersil Pelita Air. Indonesia menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang berhasil memproduksi SAF secara komersial.

Adapun Pertamina telah mengumpulkan 59.700 liter UCO dari 1.750 warga masyarakat di 10 titik pengumpul. Hal tersebut membuktikan berjalannya ekonomi sirkuler bagi masyarakat.

3. Dukungan Pertamina pada Proyek Pengembangan Industri Baterai Terintegrasi dengan kapasitas produksi 6,9 GWh per tahun pada tahap pertama. Proyek kerja sama dengan sejumlah mitra ini berlokasi di Karawang, Jawa Barat.

Proyek ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada tahun 2026. Proyek ini diklaim memberikan dampak terhadap PDB nasional, pendapatan daerah, serta meningkatkan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi.

4. Pembangunan Infrastruktur Pipa Transportasi Minyak Cikampek - Plumpang. Pembangunan pipa BBM sepanjang 96 km ini bagian dari jaringan distribusi utama dari Kilang Balongan ke Plumpang, yang menyalurkan sekitar 4,6 juta kiloliter BBM per tahun.

Infrastruktur ini vital untuk menjamin keandalan pasokan BBM ke wilayah Jawa Barat dan Jakarta, yang menyerap sekitar 30% konsumsi nasional. Pasokan pipa baja untuk pengerjaan proyek ini juga diterima dari perusahaan BUMN, sehingga Pertamina mengoptimalkan penggunaan komponen dalam negeri.

5. Program Subsidi Tepat BBM dan LPG. Program ini memberikan 3 manfaat utama, yakni penerima subsidi tepat sasaran, kepentingan akuntabilitas, dan kepentingan sustainability bisnis Pertamina.

6. Pengembangan bahan bakar khusus ramah lingkungan yakni Pertamax Green 95 sebagai bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan, Bioetanol. Pertamina terus memperluas distribusi Pertamax Green 95 yang saat ini tersebar di DKI Jakarta Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Jumlah SPBU Pertamax Green 95 saat ini berjumlah 133 SPBU dengan penyaluran lebih dari 4.000 kiloliter.

7. Green Energy Station (GES) sebagai One Stop Integrated Energy Solution yang ramah lingkungan dengan pengembangan potensi bisnis Non Fuel. Pertamina telah mengembangkan 442 SPBU GES, 14 SPKLU dan 43 SPBKLU.

8. Pengembangan beberapa wilayah kerja panas bumi atau (geothermal).

Fadjar menambahkan, mengatakan proyek energi Pertamina sejalan dengan program prioritas Pemerintah di bidang energi nasional dengan fokus pada peningkatan produksi migas, percepatan transisi energi bersih, dan subsidi energi yang tepat sasaran.

"Pertamina berkomitmen menjadi garda terdepan dalam mewujudkan swasembada energi negeri sekaligus pemimpin transisi energi bersih di Indonesia," tandas Fadjar.

(/kil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads