Hilirisasi Batu Bara ke Coal Chemical Bisa Kurangi Impor Miliaran Dolar

Hilirisasi Batu Bara ke Coal Chemical Bisa Kurangi Impor Miliaran Dolar

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 25 Agu 2025 13:46 WIB
Alat berat dioperasikan di salah satu perusahaan pertambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Selasa (28/1/2025). Sejak dua pekan terakhir harga batu bara di Aceh dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR kembali turun dari USD 30,07 per ton menjadi 29,82 per ton dan Berdasarkan data Indonesia Coal Index per 25 Januari 2025 harga batu bara dengan kesetaraan nilai kalor 3.400 kcal/kg GAR berada di level USD 29,82 per ton disebabkan melimpahnya pasokan batu bara di negara-negara konsumen terbesar seperti India dan China.
Foto: Antara Foto/Syifa Yulinnas
Jakarta -

Ketua Komisi VII DPR RI Fraksi Golkar, Bambang Patijaya, menilai hilirisasi batu bara perlu diarahkan pada pengembangan industri kimia batu bara (coal chemical). Menurutnya, langkah ini berpotensi mengurangi impor bahan kimia bernilai miliaran dolar per tahun sekaligus memperkuat kemandirian energi nasional.

"Batu bara harus dipandang bukan hanya sebagai sumber energi primer, melainkan bahan baku strategis yang bisa diolah menjadi produk turunan seperti plastik, lilin industri, bahan pembersih, pelumas, hingga material manufaktur modern. Substitusi impor bahan kimia ini bernilai miliaran dolar per tahun," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (25/8/2025).

Bambang menjelaskan, secara global industri coal chemical telah menghasilkan lebih dari 20 produk turunan. Mulai dari produk dasar seperti SNG, naphta, hingga diesel, sampai produk hilir bernilai tinggi seperti bahan kimia deterjen, pelumas berkualitas, hingga bahan kimia industri.

Ia menekankan, Indonesia perlu menyiapkan peta jalan untuk memperluas rantai nilai batu bara ke sektor kimia. Selain memperkuat pasar domestik, produk-produk ini juga punya peluang ekspor yang besar sehingga bisa mendorong daya saing global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut, Bambang menyebut industri coal chemical merupakan contoh nyata konsep total utilization. Melalui integrasi teknologi gasifikasi, sintesis, dan pemisahan produk, hampir seluruh hasil olahan batubara dapat dimanfaatkan kembali menjadi produk bernilai ekonomi.

"Dalam industri ini, tidak ada yang terbuang. Gas bisa dijadikan bahan bakar dan bahan kimia dasar, cairan diolah menjadi lilin industri dan pelumas, sementara hasil samping padat seperti abu dan sulfur bisa dipakai untuk konstruksi maupun pupuk. Inilah yang disebut zero waste processing," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Bambang juga menambahkan, Indonesia perlu belajar dari pengalaman China yang lebih dulu membangun industri coal chemical skala besar. Negeri tersebut sukses mengintegrasikan teknologi gasifikasi, riset, dan komersialisasi produk turunan batubara.

"China sudah menunjukkan bahwa hilirisasi batubara bisa menjadi motor pertumbuhan industri kimia sekaligus strategi kemandirian energi. Indonesia harus mengambil pelajaran dari sana agar transformasi ini berjalan cepat dan terukur," pungkasnya.

Lihat juga Video: Hilirisasi Sektor Minerba Memberikan Efek Nyata Ekonomi Indonesia

(rrd/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads