PT Kilang Pertamina Internasional Refinery Unit IV Cilacap (RU IV) mendukung pemberdayaan masyarakat Bank Sampah Beo Asri di Kelurahan Tegalreja, Cilacap Selatan. Program ini menghimpun partisipasi masyarakat untuk mengumpulkan minyak jelantah (Used Cooking Oil/UCO) agar memiliki nilai tambah ekonomi sekaligus mencegah pencemaran lingkungan dari limbah minyak jelantah.
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengungkapkan Bank Sampah Beo Asri menjadi salah satu mitra Pertamina dalam tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL). Pertamina melalui RU IV menggandeng Bank Sampah Beo Asri sejak tahun 2023.
Pada perkembangannya, saat ini Bank Sampah Beo Asri berhasil menghimpun partisipasi 880 warga untuk mengumpulkan minyak jelantah. Volume rata-rata pengumpulan minyak jelantah mencapai 175 kg/per bulan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, minyak jelantah yang terkumpul dijual ke Perkumpulan Pengelola Sampah dan Bank Sampah Nusantara (Perbanusa Cilacap) dengan harga Rp 5.000 per kilogram, sehingga dapat menghasilkan omzet hingga Rp 12 juta per tahun.
"Pertamina mengembangkan ekosistem energi ramah lingkungan, salah satunya dengan minyak jelantah yang bisa diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel, bahan bakar pesawat terbang. Bank Sampah Beo Asri menjadi salah satu ekosistem kami, sehingga selain berdampak bagi lingkungan juga mendorong kemandirian ekonomi bagi masyarakat sekitarnya," kata Fadjar dalam keterangan tertulis, Kamis (28/8/2025).
Pemerintah daerah melalui Camat Cilacap Selatan Basuki Priyo Nugroho memberikan apresiasi terhadap program ini.
"Kami memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Pertamina karena sudah melakukan pendampingan dan bimbingan sehingga Bank Sampah Beo Asri bisa terus berkembang. Salah satunya adalah pemanfaatan minyak jelantah yang dikumpulkan dari masyarakat agar bisa memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan," ujar Basuki.
Basuki menjelaskan, wilayah Cilacap Selatan memiliki 80 RW dan 425 RT. Jika dilakukan sinergi, wilayah ini berpotensi menghasilkan dampak signifikan bagi penanganan limbah minyak jelantah.
"Kami berharap Pertamina dapat terus membina bank sampah di wilayah ini, termasuk Beo Asri, dan memperluas pendampingan ke lima kelurahan lainnya," katanya.
Program Bank Sampah Beo Asri juga memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya ekonomi sirkular. Kegiatan pengumpulan jelantah yang rutin dilakukan tiap pekan tidak hanya mencegah pencemaran, tetapi juga menumbuhkan kebiasaan baru untuk memilah limbah rumah tangga. Kegiatan ini melibatkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kader lingkungan, dan komunitas warga.
Basuki mengungkapkan, program ini perlahan membangun ekosistem hijau yang inklusif, di mana setiap orang berkontribusi terhadap keberlanjutan.
"Dengan adanya program ini, masyarakat semakin percaya bahwa minyak jelantah bisa bermanfaat dan bahkan menghasilkan tambahan penghasilan," tutup Basuki.
Tonton juga video "Pertamina Luncurkan Penerbangan Perdana Sustainable Aviation Fuel Berbahan Baku Minyak Jelantah" di sini:
(anl/ega)