Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan tidak akan menambah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi SPBU swasta pada tahun ini. Hal ini dikarenakan ESDM telah memberikan tambahan 10% dari alokasi tahun 2024 yang seharusnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendistribusikan BBM.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Laode Sulaeman usai melakukan rapat dengan sejumlah SPBU swasta yang membahas terkait kekosongan BBM di Kantor Ditjen Migas, Jakarta, Senin (9/9/2025).
Laode menyampaikan bahwa untuk mengatasi adanya kekosongan BBM di SPBU swasta, Kementerian ESDM meminta SPBU swasta melakukan sinkronisasi pasokan dengan Pertamina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk SPBU Swasta itu telah memberikan kelebihan alokasi volume tambahan sebanyak 10% Dari alokasi volume tahun 2024, dan diharapkan Badan Usaha Swasta bisa memanfaatkan kelebihan volume ini untuk mendistribusikan BBM nya," katanya.
"Jadi tidak ada (impor tambahan). Sinkronisasi dengan Pertamina," tambahnya.
Laode menyampaikan bahwa langkah tidak menambahkan impor BBM untuk SPBU swasta tahun ini dan mengganti dengan cara sinkronisasi dengan Pertamina dilakukan untuk menjaga neraca perdagangan Indonesia.
"Jangan sampai kita ketergantungan sama produk luar, impor sementara neraca di dalam negeri tidak kita hitung dengan baik. Makanya saya sampaikan kepada pengusaha tolong masukannya untuk kita persiapkan kebijakan 2026. Kalau sekarang tolong ini kita jalankan dulu," katanya.
Laode memastikan bahwa terkait dengan stok dan spesifikasi BBM Pertamina yang nantinya bakal diserap oleh SPBU swasta sudah sesuai dengan peraturan yang ada.
"(Stok) tersedia dan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ada," katanya.
Simak juga Video 'Tepis BBM Langka, Bahlil Sarankan Swasta B2B dengan Stok Nasional':
(kil/kil)