Bahan bakar nabati (hydrotreated vegetable oil/HVO) mulai masuk ke sektor data center di Indonesia. Pemanfaatan HVO dilakukan lewat kerja sama antara penyedia energi dengan Princeton Digital Group (PDG), perusahaan data center yang beroperasi di Indonesia dan sejumlah negara Asia Pasifik.
Kerja sama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Jakarta. Implementasi HVO di data center menjadi bagian dari komitmen mendukung transisi energi dan target dekarbonisasi Indonesia menuju net zero emission pada 2060.
"HVO bisa menurunkan emisi hingga 70% karena diproduksi dari minyak nabati maupun minyak jelantah. Produk ini sudah kami hasilkan di Kilang Cilacap," kata Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga, Alimuddin Baso, dalam keterangan resmi, ditulis Rabu (10/9/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menambahkan, kolaborasi dengan PDG merupakan langkah nyata penerapan energi bersih di industri yang sangat bergantung pada listrik dan bahan bakar. "Kami tidak hanya menyediakan bahan bakar yang lebih bersih, tapi juga menghadirkan dukungan logistik dan infrastruktur yang efisien agar operasional mitra bisnis tetap berjalan optimal," ujarnya.
Alimuddin menyebutkan, ke depan pihaknya berharap pemanfaatan HVO dapat menjadi standar baru dalam penggunaan energi bersih di sektor data center. "Langkah ini juga sejalan dengan komitmen kami memperkuat implementasi ESG serta mendukung kepatuhan terhadap regulasi lingkungan nasional," lanjutnya.
Dari sisi PDG, COO sekaligus Co-founder, Varoon Raghavan, menekankan bahwa penerapan HVO di pusat data Indonesia menjadi bagian dari strategi perusahaan menekan emisi langsung atau Scope 1. "Implementasi ini mempercepat transisi energi sekaligus menetapkan standar baru bagi infrastruktur digital yang ramah lingkungan di kawasan ini," jelasnya.
Menurut Varoon, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang pesat membuat kebutuhan pusat data terus meningkat. Karena itu, PDG berupaya membangun data center berskala besar dengan pendekatan berkelanjutan. "Kami hadir mendukung transformasi ini melalui pusat data yang dibangun untuk skala besar dan keberlanjutan," ujarnya.
HVO sendiri merupakan bahan bakar nabati terbarukan yang bisa diolah dari minyak nabati, lemak hewani, hingga minyak jelantah. Saat ini, produksi HVO di Indonesia dilakukan di Green Refinery Kilang RU IV Cilacap dengan bahan baku 100% sumber daya terbarukan.
Selain di sektor data center, HVO juga sudah mulai dipakai di industri lain seperti pertambangan. Kehadiran HVO diharapkan bisa mempercepat transisi energi di berbagai sektor sekaligus memperkuat daya saing bisnis secara berkelanjutan.
Simak juga Video 'SPBU Swasta Diarahkan Beli BBM Pertamina, Bahlil: Bukan Soal Persaingan':
(igo/fdl)