Bocoran Rencana Pemerintah Garap Biodiesel B50

Bocoran Rencana Pemerintah Garap Biodiesel B50

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Kamis, 11 Sep 2025 22:20 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi (kanan) dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya (kiri) bersiap menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Pemerintah mencabut empat izin usaha pertambangan (IUP) nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, antara lain milik PT Anugerah Surya Pratama (PT ASP) di Pulau Manuran, PT Kawei Sejahtera Mining (PT KSM) di Pulau Kawei, PT Mulia Raymond Perkasa (MRP) di Pulau Manyaifun dan Pulau Batang Pele. Serta PT Nurham Pulau Waegeo karena ditemukan sejumlah pelanggaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.Foto: ANTARA FOTO/0/3504365
Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia buka-bukaan soal rencana mengembangkan bahan bakar ramah lingkungan biodiesel 50% atau B50.

Sejauh ini Indonesia sudah berhasil mengembangkan biodiesel 40% atau B40. Bahlil mengatakan uji coba yang sedang dilakukan pemerintah saat ini juga akan melihat apakah B50 bisa langsung dikembangkan atau melakukan pengembangan bertahap dengan B45 terlebih dahulu.

"Kita lagi uji coba. Sekarang itu B40 berjalan, alhamdulilah bagus. Ke depan akan didorong B50. Tapi sekarang ini lagi uji coba apakah B45 dulu, apa langsung. Nanti kita lihat uji cobanya dulu saja," beber Bahlil di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (11/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya Bahlil pernah menjelaskan Indonesia bisa setop impor solar apabila mandatori B50 bisa diterapkan. Rencananya program B50 berjalan mulai 2026 mendatang. Sementara saat ini Indonesia baru menjalankan program mandatori B40 pada Januari 2025.

"Kami laporkan Pimpinan, sebenarnya kalau untuk impor Solar kalau di 2025 kita akan konversi ke B50, insyaAllah kita tidak akan impor lagi," ujar Bahlil dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR, di Jakarta Rabu (2/7/2025) yang lalu.

ADVERTISEMENT

Untuk dapat terbebas dari impor BBM solar, Bahlil juga mengatakan produksi dalam negeri tidak boleh turun dan juga program konversi ke B50 berjalan.

"Tetapi dengan catatan produksi kita tidak boleh turun dan kita konversi ke B50, itu catatannya. Tapi kalau kita masih tetap di B40, maka masih ada selisih antara konsumsi dan produksi minyak kita dalam negeri," terang Bahlil.

Tonton juga Video: Inovasi Minyak Goreng Bekas Jadi Biodiesel-Bahan Bakar Pesawat

(hal/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads