Prabowo Minta Danantara Listriki Desa Pakai Pembangkit Tenaga Surya

Prabowo Minta Danantara Listriki Desa Pakai Pembangkit Tenaga Surya

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 19 Sep 2025 09:55 WIB
Presiden Prabowo Subianto (tengah) didampingi (kiri ke kanan) Sekjen PKS Muhammad Kholid, Waketum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, Ketua DPD Sultan Bachtiar Najamudin, Ketua DPR Puan Maharani, Ketua MPR Ahmad Muzani, Ketua Umum PDIP sekaligus Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri, Ketum Partai Golkar Bahlil Lahadalia, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Ketum PAN Zulkifli Hasan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh menyampaikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (31/8/2025). Prabowo menegaskan negara menjamin dan menghormati hak setiap warga dalam mengemukakan pendapat serta meminta aparat TNI dan Polri untuk bersikap tegas dalam menindak massa anarkis yang merusak fasilitas umum, tindakan penjarahan, hingga upaya makar. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/sgd/bar
Presiden Prabowo Subianto/Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Jakarta -

Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mendapatkan tugas khusus dari Presiden Prabowo Subianto. Danantara diminta Prabowo untuk menyediakan listrik desa.

Danantara diminta Prabowo membuat prototipe listrik pedesaan berbasis tenaga surya. Prabowo memberikan waktu paling cepat tiga bulan agar Danantara bisa melakukan tugas tersebut.

Hal ini diungkapkan Prabowo dalam rapat terbatas di kediamannya, Hambalang, Jawa Barat kemarin. Beberapa menteri ekonomi diundang Prabowo dalam rapat tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Presiden memerintahkan Danantara untuk membuat prototipe listrik pedesaan berbasis tenaga surya. Prototipe ini akan dibangun di sejumlah daerah dan ditarget dapat berjalan dalam waktu 3-5 bulan," ungkapnya," ujar Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dalam keterangan tertulis, Jumat (19/9/2025).

ADVERTISEMENT

Selain tenaga surya yang menjadi sumber listrik desa, dalam rapat itu juga dijelaskan pemerintah akan menggenjot bahan bakar yang berasal dari etanol. Mekanisme etanol dan molase mulai dibahas di jajaran Kabinet Merah Putih.

"Sementara di sektor energi, pembahasan difokuskan pada mekanisme impor etanol dan produksi tetes tebu atau molase serta penyediaan listrik pedesaan dengan tenaga sel surya," jelas Teddy.

Agenda pembangunan infrastruktur besar juga dibahas dalam rapat tersebut. Khususnya mengenai tanggul laut raksasa atau giant sea wall (GSW).

"Isu lain yang dibahas adalah mengenai rencana dan pendanaan pembangunan giant sea wall yang akan berdampak pada sekitar 50 juta masyarakat di sekitar pantai utara (Pantura) Jawa," pungkas Teddy.




(hal/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads