Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) mengungkapkan hingga Agustus 2025 investasi di hulu minyak dan gas bumi (Migas) RI tembus sekitar US$ 8,9 miliar atau setara Rp 148,6 triliun (Kurs Rp 16,699). Adapun target tahun ini ditetapkan sebesar US$ 16,5 miliar sampai US$ 16,9 miliar.
"Sampai dengan Agustus sudah mencapai sekitar US$ 8,9 miliar. Itu untuk total investasi di kegiatan hulu migas, baik capex, opex, eksplorasi maupun produksi," katanya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XII DPR RI, Selasa (23/9/2025).
Khusus untuk eksplorasi, Djoko mengatakan realisasi hingga Agustus 2025 baru mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 8,35 triliun dari target US$ 1,5 miliar atau Rp 25,05 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan paparan Djoko di DPR, investasi eksplorasi terus meningkat selama 5 tahun terakhir. Pada 2019, investasi eksplorasi hanya mencapai US$ 600 juta dan pada 2024 sudah tembus mencapai US$ 1,3 miliar.
"Khusus untuk eksplorasi di 2024 itu US$ 1,3 miliar, di 2025 rencananya US$ 1,5 miliar dan realisasinya sampai Agustus baru US$ 500 juta," katanya.
Sementara itu, Djoko mengatakan bahwa hingga Agustus 2025 baru ada 18 aktivitas pengeboran eksplorasi sumur dari 46 sumur yang ditargetkan tahun ini. Adapun hingga akhir tahun diperkirakan hanya tercapai 43 sumur.
Djoko mengatakan bahwa dari kegiatan eksplorasi ini, sebanyak 20 struktur sudah mendapat persetujuan status eksplorasi (PSE) dengan penemuan sumber daya migas sekitar 999 juta barrel oil equivalent (BOE). Angka tersebut diproyeksikan meningkat menjadi 1.154 juta BOE pada Desember 2025.
"Dari temuan tersebut sampai dengan bulan Agustus itu angkanya 919, namun nanti sampai dengan Desember diperkirakan bisa mencapai 1.154 juta barrel oil equivalent," katanya.
Tonton juga video "Pertamina Dukung Penuh Pembangunan di Kawasan Rebana dari Sektor Migas" di sini:
(kil/kil)