Diskon Listrik Dinilai Efektif Jaga Daya Beli Masyarakat

Diskon Listrik Dinilai Efektif Jaga Daya Beli Masyarakat

Rista Rama Dhany - detikFinance
Minggu, 05 Okt 2025 20:46 WIB
Warga mengisi nomor token pada meteran listrik di Rusunawa Puday, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (27/5/2025). Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memberikan diskon tarif listrik sebesar 50 persen selama bulan Juni dan Juli 2025 bagi 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik dibawah 1.300 VA sebagai bagian dari program stimulus ekonomi nasional sekaligus membantu masyarakat yang membutuhkan. ANTARA FOTO/Andry Denisah
Foto: ANTARA FOTO/Andry Denisah
Jakarta -

Pemerintah diminta untuk kembali menerapkan kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50% seperti yang berlaku pada Januari-Februari 2025. Kebijakan tersebut dinilai efektif menjaga daya beli masyarakat sekaligus menopang pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PUSKEPI), Sofyano Zakaria, mengatakan program diskon listrik yang dijalankan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di bawah kepemimpinan Bahlil Lahadalia terbukti memberi dampak positif bagi ekonomi dan stabilitas sosial.

"Kebijakan diskon listrik itu terbukti menjaga daya beli masyarakat dan berefek positif terhadap stabilitas sosial. Dengan demikian, program tersebut ikut menopang pertumbuhan ekonomi 2025," ujar Sofyano, di Jakarta, Minggu (5/10/2025).

Menurutnya, tarif listrik yang lebih terjangkau sangat membantu masyarakat dan dunia usaha di tengah tekanan harga kebutuhan pokok. Selain itu, kebijakan ini juga menciptakan efek berantai terhadap lapangan kerja dan konsumsi rumah tangga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tarif listrik yang lebih ringan mendorong aktivitas ekonomi dan membantu menjaga stabilitas sosial-ekonomi secara keseluruhan," jelasnya.

Sofyano juga menyoroti aspek psikologis dari kebijakan tersebut. Diskon tarif listrik, kata dia, menjadi sinyal kuat bahwa pemerintah hadir untuk meringankan beban masyarakat di tengah kenaikan biaya hidup, terutama di awal tahun.

ADVERTISEMENT

"Efek psikologis ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan memperkuat stabilitas sosial. Ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga kesejahteraan rakyat dan memperkuat ekonomi nasional," tegasnya.

Ia berharap kebijakan ini dapat kembali dijalankan agar pemulihan ekonomi nasional semakin kuat dan kesejahteraan masyarakat terus meningkat.

(rrd/rir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads