SBY Ungkap Alasan RI Keluar dari OPEC

SBY Ungkap Alasan RI Keluar dari OPEC

Heri Purnomo - detikFinance
Senin, 06 Okt 2025 18:41 WIB
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di forum APLMA di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (17/6/2025). (Foto: I Nyoman Adhisthaya Sawitra/detikBali)
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)/Foto: Aryo Mahendro/detikBali
Jakarta -

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkapkan alasan Indonesia keluar dari keanggotaan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) pada 2008. Hal ini terjadi karena Indonesia sudah bukan lagi menjadi negara pengekspor minyak, melainkan pengimpor minyak.

"Dulu saya masih ingat, saya memang memutuskan Indonesia keluar dari OPEC. Why? Kalau mindset-nya itu kita ini kan kaya minyak, bisa berbuat apa saja. Mindset itu ketika kita menjadi net importir, pasti keliru," katanya dalam acara Indonesia Energy Transition Dialogue di Jakarta, Senin (6/10/2025).

SBY menyampaikan bahwa jika Indonesia masih masuk dalam keanggotaan OPEC tidak pas. Hal ini terjadi karena produksi minyak Indonesia pada era ia menjadi Menteri Energi dan Pertambangan di zaman Presiden Abdurrahman Wahid mencapai angka 1,5 juta barel per hari (bph). Sementara semakin ke sini, produksi minyak turun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal waktu saya Menteri Energi dulu kita punya produksi minyak satu hari 1,5 million barrels per day, sekarang tinggal 600 ribu," katanya.

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut, SBY mengatakan jika Indonesia masih bergantung pada energi fosil akan menghambat dalam menuju energi baru terbarukan.

"Jadi dibuang penuh pemikiran kita, kita kaya minyak, tergantung ke minyak bumi dan sebagainya. Itu yang menghambat. Kita harus shift betul, Go to yang sifatnya renewable, betul-betul renewable," katanya.

(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads