Stok BBM Lagi Kosong, BP Tetap Mau Bangun SPBU Baru di RI

Stok BBM Lagi Kosong, BP Tetap Mau Bangun SPBU Baru di RI

Ilyas Fadilah - detikFinance
Jumat, 10 Okt 2025 15:08 WIB
Sejumlah petugas memasang tanda bensin kosong di SPBU BP, Harapan Indah, Jakarta Timur, Kamis (18/9/2025). Kondisi serupa juga terlihat di sejumlah SPBU BP lain di Jakarta dan sekitarnya.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu memastikan rencana BP menambah SPBU di Indonesia tetap berjalan sesuai rencana. Saat ini BP mengoperasikan 70 SPBU dan ditargetkan mencapai 250 SPBU di tahun 2030.

Tahun 2025 sendiri BP berencana menambah 10 SPBU baru. Adapun kepastian soal keberlanjutan investasi disampaikan di tengah kelangkaan BBM yang terjadi di SPBU swasta.

"Kita bilang oke ya, aman ya, jalan terus semuanya nggak ada yang berubah, mereka semua commit. Kaya BP itu itu dia punya planning sampai 2030 mereka itu ada sekitar up to 250 SPBU yang mereka planning. Jadi itu schedule planning mereka tetap jalan. Tahun ini mereka ada penambahan 10 SPBU," ujar Todotua di Jakarta, Jumat (10/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski begitu, Todotua mengakui polemik kelangkaan BBM dan pembatasan kuota impor membuat rencana bisnis badan usaha swasta terganggu. Namun, ia mengingatkan bahwa Kementerian ESDM perlu juga melakukan penyesuaian terhadap neraca impor

ADVERTISEMENT

"Iya (terganggu), karena memang ada pembatasan kuota itu menjadi cukup terganggu. Tapi kan juga dari sisi Kementerian ESDM juga mereka butuh menyesuaikan juga dalam neraca kuota impornya mereka," imbuh Todotua.

Todotua lalu memastikan persoalan ini akan selesai tahun ini. Ia menyatakan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi demi implementasi yang lebih baik di tahun 2026.

Menurutnya, kelangkaan BBM di SPBU swasta disebabkan perubahan pola konsumsi dari BBM subsidi ke BBM non subsidi, salah satunya peralihan ke swasta. Ia menilai perubahan ini sebenarnya bagus karena mengurangi pengeluaran subsidi oleh pemerintah.

"Karena secara prinsip permasalahan itu kan adanya shifting dari orang yang mengkonsumsi subsidi jadi non subsidi, which is kan sebenarnya bagus. Beban subsidi kita menjadi turun," tutur Todotua.

Terkait pertemuan dirinya dengan badan usaha swasta beberapa waktu lalu, Todotua menyebut pihaknya ingin menyejukkan situasi yang berlangsung. Ia mengingatkan bahwa menjaga investasi yang sudah ada sama pentingnya dengan menarik investasi baru.

"Karen itu cycle ekonominya tercipta di situ. Sehingga di situ kalau umpama mereka ada terganggu, atau sampai pull out , itu kan kita rugi tenaga kerjanya hilang, ekosistem ekonomi yang terbentuk juga, kita jaga lah," tutup Todotua.

(ily/rrd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads