Peran perempuan di sektor energi dan logistik menjadi salah satu topik yang dibahas dalam forum ASEAN bertajuk "Unleashing the Power of Women in ASEAN: Trade and Industry Across Borders." Forum ini membahas tantangan dan peluang perempuan di bidang yang selama ini banyak didominasi laki-laki dan pelaku industri besar.
Acara tersebut merupakan bagian dari Malaysia's ASEAN Chairmanship 2025 bertema "Inclusivity and Sustainability." Forum diselenggarakan oleh Kementerian Investasi, Perdagangan dan Industri Malaysia (MITI) bekerja sama dengan Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan Women and Family Affairs Association of Malaysia (HAWA Malaysia).
Salah satu pembicara dalam sesi utama bertajuk "Overcoming Structural Barriers: Successful Stories and Case Studies" adalah Rinawati Prihatiningsih, Co-Owner sekaligus Presiden Komisaris PT INFINITIE Berkah Energi, perusahaan logistik energi bersih dan distribusi biodiesel (B40) asal Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rinawati menceritakan pengalamannya membangun bisnis di sektor energi, bidang yang menurutnya masih menghadirkan banyak hambatan struktural bagi perempuan.
"Saya dan partner bisnis saya, Yuniar yang juga perempuan memulai tanpa armada sendiri, hanya dengan dukungan keluarga, keyakinan, dan komitmen untuk selalu legal, transparan, dan andal. Kami tahu kami tidak bisa menang karena modal besar, tapi kami bisa menang karena kepercayaan, integritas, dan ketekunan," ujarnya.
Sebagai agen resmi PT Elnusa Petrofin, anak usaha Pertamina, perusahaannya kini beroperasi di berbagai wilayah Indonesia, melayani sektor pertambangan, infrastruktur, maritim, dan pariwisata. Namun, perjalanan tersebut tidak mudah, mulai dari keterbatasan akses pembiayaan, distorsi pasar, bias kebijakan, hingga persepsi sosial terhadap perempuan di sektor energi.
"Kini memang semakin banyak perempuan hadir di sektor energi dan itu kemajuan besar. Tapi perjuangannya belum selesai. Kita masih harus terus membuktikan bahwa perempuan bisa memimpin dengan profesional, inovatif, dan berkontribusi nyata," tambahnya.
Rinawati juga menekankan pentingnya dukungan keluarga dalam perjalanan kariernya.
"Suami dan anak-anak saya selalu menjadi jangkar kekuatan saya. Mereka mengingatkan bahwa setiap langkah di dunia usaha bukan hanya tentang bertahan, tetapi juga tentang memberi teladan, membuka jalan, dan memastikan lebih banyak perempuan Indonesia bisa maju bersama," ungkapnya.
Selain menjalankan bisnis, Rinawati aktif di berbagai organisasi seperti IWAPI, AWEN, APINDO, KADIN Indonesia, G20 EMPOWER, dan G100 Women-Owned & Women-Led Businesses. Ia menilai jaringan lintas sektor dan negara penting untuk memperkuat posisi perempuan di ekonomi dan energi.
Ia juga memperkenalkan inisiatif sosial perusahaan bernama #SheMovesEnergy, yang dikembangkan bersama IWAPI dan tengah diajukan ke Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) serta kementerian terkait lainnya.
Program tersebut berfokus pada peningkatan partisipasi perempuan di rantai nilai energi bersih, termasuk beasiswa vokasi bagi siswi SMK teknik, pelatihan mekanik dan sopir perempuan, hingga literasi energi bagi pelaku UMKM.
"Transisi energi yang berkelanjutan tidak hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang keadilan akses, kolaborasi lintas gender, lintas sektor, lintas generasi, dan lintas negara. Itulah arah yang ingin kami terus perjuangkan melalui kolaborasi nyata di berbagai tingkat agar potensi perempuan dapat sepenuhnya diwujudkan sebagai kekuatan perubahan menuju masa depan energi yang inklusif, berkelanjutan, dan menyejahterakan bersama di kawasan ASEAN," tutup Rinawati.
(fdl/fdl)