Peran generasi muda dalam dunia bisnis Indonesia semakin terlihat, tak hanya di sektor digital, tetapi juga di industri strategis seperti pertambangan, pelayaran, investasi, dan hilirisasi sumber daya alam. Mereka hadir dengan gagasan baru, keberanian mengambil risiko, serta pendekatan bisnis yang lebih adaptif terhadap perubahan.
Salah satu contohnya adalah George Santos, pendiri Solid Holding, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan, pelayaran, investasi, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), hingga hilirisasi alumina. Lahir di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada 29 Mei 1995, George menjadi bagian dari generasi muda yang tumbuh menjadi penggerak di sektor industri berat.
"Bagi saya, bisnis bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga bagaimana menciptakan dampak jangka panjang," ujar George Santos.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
George menekankan pentingnya nilai-nilai dasar dalam menjalankan usaha. Ia memperkenalkan lima prinsip utama yang menjadi fondasi Solid Holding: Safety, Open-mindedness, Loyalty, Integrity, dan Discipline. Menurutnya, kelima prinsip itu menjadi pedoman nyata, bukan sekadar slogan.
"Prinsip-prinsip ini saya pegang erat, baik dalam bisnis maupun kehidupan pribadi," kata George.
Salah satu capaian besar di bawah kepemimpinannya adalah pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang di Kabupaten Bintan, yang mulai beroperasi pada 2018 dan telah menyerap lebih dari 10.000 tenaga kerja, mayoritas masyarakat lokal.
"Pertumbuhan bisnis harus selaras dengan kesejahteraan masyarakat sekitar," ujarnya.
George juga menilai keberhasilan tidak hanya diukur dari sisi finansial, tetapi juga dari dampak sosial dan pengembangan sumber daya manusia.
"Keberhasilan sejati adalah ketika bisnis mampu melahirkan SDM unggulan dan memberi kesempatan yang sama bagi semua orang," tambahnya.
Selain di dunia industri, George sempat mencatat prestasi internasional pada 2015 sebagai promotor tinju termuda di dunia, menunjukkan keberaniannya menembus batas di berbagai bidang.
(rrd/rir)