Janji Bahlil Siapkan Insentif buat Pengembangan BBM Etanol

Janji Bahlil Siapkan Insentif buat Pengembangan BBM Etanol

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 24 Okt 2025 19:00 WIB
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan paparan kinerja Kementerian ESDM pada semester I 2025 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (11/8/2025). Bahlil Lahadalia menyampaikan realisasi investasi di sektor ESDM pada semester I 2025 mencapai 13,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp225,8 triliun, sedangkan realisasi penerimaan negara bukan pajak (PNBP) di sektor ESDM mencapai Rp138,8 triliun atau 54,5 persen dari target. ANTARA FOTO/Fauzan
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.Foto: ANTARA FOTO/Fauzan
Jakarta -

Pemerintah akan memberikan sederet insentif dan kemudahan perizinan untuk pengembangan BBM etanol. Hal ini diungkapkan langsung oleh Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.

Dia memaparkan insentif yang mungkin diberikan bisa jadi kemudahan pada perizinan impor barang modal untuk pabrik etanol. Kemudian, Bahlil juga mempertimbangkan adanya insentif perpajakan tax holiday untuk pengembangan etanol.

"Insentif yang akan kita berikan itu adalah kemudahan perizinan, termasuk di dalamnya adalah impor barang modal untuk pabrik, yang itu kan aturannya sudah ada. Termasuk juga kemungkinan dipertimbangkan untuk bisa juga semacam tax holiday yang juga kita bisa memberikan," ungkap Bahlil ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan pengembangan BBM etanol di Indonesia akan lebih cepat apabila ada pembangunan pabrik yang memproduksi lebih dari 2 juta ton etanol setiap tahun.

ADVERTISEMENT

"Makanya kita bikin bertahap mudah-mudahan pabrik etanol kita sudah lebih dari 2 juta ton, itu langsung kita full kan. Nah, makanya sekarang kita akan berbicara dengan Industri-industri," ujar Bahlil.

Industri yang dimaksud bisa jadi yang mengembangkan komoditas singkong, jagung, hingga tebu. Nantinya pemerintah akan mengarahkan untuk pengembangan etanol dari industri tersebut.

"Kita akan kolaborasikan baru kita bicarakan, tetapi untuk rencana seperti itu, ya namanya rencana kan masih bisa direvisi sesuai dengan target lah. Tapi kita akan lakukan mana yang terbaik untuk negara," sebut Bahlil.

(hal/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads