Stok Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin hingga saat ini masih kosong di SPBU swasta seperti Shell, VIVO, dan BP-AKR. Kekosongan BBM di SPBU swasta sebenarnya sudah terjadi dua kali dalam tahun ini.
Kekosongan BBM di SPBU swasta pertama terjadi pada awal 2025, sekitar akhir Januari dan awal Februari. Kemudian stok BBM kosong lagi pada akhir Agustus hingga saat ini, Senin (27/10). Artinya, sudah hampir dua bulan stok BBM di SPBU swasta kosong.
Mengutip laman resmi Shell Indonesia, manajemen mengatakan produk BBM Shell jenis bensin (Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+) saat ini belum tersedia di jaringan SPBU Shell.
"Saat ini, SPBU Shell tetap beroperasi untuk melayani kebutuhan BBM Shell V-Power Diesel. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait dan pemangku kepentingan lainnya agar produk BBM jenis bensin kembali tersedia di jaringan SPBU Shell sesegera mungkin sesuai dengan standar keselamatan operasional dan standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global," tulis keterangan dari situs resmi Shell dikutip, Senin (27/10/2025).
Kondisi kekosongan BBM ini pun nampaknya bakal berlanjut jika tidak adanya kesepakatan pembelian base fuel dari Pertamina oleh sejumlah SPBU swasta tersebut.
Baca juga: RI Ternyata Masih Impor Minyak 1 Juta Barel! |
Proses Negosiasi Pembelian BBM
Saat ini, seluruh SPBU swasta sepakat negosiasi pembelian BBM murni atau base fuel dengan Pertamina. Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan hasil ini merupakan kemajuan dalam proses negosiasi pembelian BBM murni. Pasalnya, beberapa waktu lalu masih ada SPBU yang belum sepakat untuk bernegosiasi.
"Kalau informasi terakhir yang saya dapat dari Pertamina, semua sudah bernegosiasi. Kalau sebelumnya kan ada satu yang masih belum. Sekarang sudah semuanya bernegosiasi," kata Laode di Jakarta, dikutip Senin (27/10/2025).
Meski seluruh SPBU swasta telah sepakat melakukan negosiasi dengan Pertamina, Laode belum dapat mengungkapkan hasil akhir dikarenakan proses tersebut masih berlangsung. "Tapi hasil akhirnya seperti apa nanti kita tunggu. Dia sampai dulu di SPBU-nya baru kita sampaikan," katanya.
Dalam proses negosiasi tersebut, Laode mengatakan terdapat perubahan mekanisme lelang. Lelang antara Pertamina dengan BU swasta tidak lagi dilakukan serentak, melainkan langsung antara Pertamina dengan masing-masing BU swasta.
Laode yakin dengan adanya perubahan mekanisme tersebut maka pada proses negosiasi ke depannya membuahkan hasil yang lebih baik. Harapannya pada akhir Oktober ini semuanya sudah rampung.
"Mungkin hari Jumat insyaallah itu sudah ada hasil yang lebih konkret. Pertamina secara private antara masing-masing Pertamina dengan badan swasta. (Akhir Oktober) Optimis, nanti kita tunggu saja," katanya.
(ara/ara)