Pemerintah membuka pulang bagi perusahaan swasta untuk ikut serta dalam mengimpor migas, seperti minyak mentah, BBM, maupun LPG, dari Amerika Serikat (AS). Rencana impor ini menjadi bagian dari proses negosiasi kebijakan tarif resiprokal yang dikenakan Presiden AS Donald Trump.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, impor ini tidak hanya dibuka melalui PT Pertamina (Persero). Pihaknya membuka kesempatan untuk perusahaan swasta juga turut serta.
"Kalau swasta kepingin boleh (ikut impor dari migas dari AS)," kata Airlangga ditemui di The Westin Hotel Kuningan, Jakarta, Kamis (20/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mencontohkan dengan Pabrik petrokimia milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, yang belum lama ini diresmikan. Saat itu, Presiden Prabowo Subianto juga turut hadir dan meresmikan pabrik tersebut.
Airlangga mengatakan, pabrik tersebut memiliki kebutuhan LPG yang cukup besar, mencapai 5 juta ton. Dalam hal ini, dibuka kesempatan untuk perusahaan seperti LCI yang punya kebutuhan besar komoditas migas untuk turut serta mengimpor dari AS.
"Seperti kemarin kan pada saat Bapak Presiden meresmikan pabrik petrokimia di Banten. Nah mereka juga punya kebutuhan 5 juta ton LPG," ujarnya.
Tetap Pakai Skema Lelang
Lebih lanjut Airlangga menjelaskan, telah disusun Nota Kesepahaman (MoU) berisi mekanisme atas rencana impor migas ini bersama AS. Dalam proses pengadaannya, nantinya juga akan dilakukan proses bidding atau lelang untuk vendor dari AS.
"Pertama impor langsung itu nanti pasti ada bidding (lelang) untuk vendor Amerika pasti ada bidding. Bidding pasti ada, selalu ada. Kedua, MOU sudah dibuat, sudah ada mekanisme. Ketiga kita sedang menunggu perjanjian reciprocal tarrif dengan Amerika bisa diselesaikan," kata dia.
"Mungkin sampai dengan akhir tahun ini tentu kalau sudah perjanjian tarif itu bisa kita sepakati, baru MOU itu sebagai turunan daripada kesepakatan reciprocal tarrif dengan Amerika," sambungnya.
Airalngga juga belum dapat memastikan kapan proses impor ini bisa dilakukan. Pemerintah RI akan menunggu sampai kesepakatan soal penurunan tarif diteken bersama pemerintah AS.
Sebagai informasi, Indonesia akan membeli produk energi senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 244 triliun (Kurs Rp 16.226) berupa Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah (crude), dan Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS).Pembelian energi ini merupakan bagian dari kesepakatan tarif antara Indonesia dan AS.
Airlangga sebelumnnya menyampaikan, Indonesia akan melakukan belanja migas dari AS dengan total kapasitas 15 million barrel of oil equivalent (MBOE). Airlangga juga mengatakan impor migas dari AS akan dilakukan tanpa proses lelang,
Hal ini ditawarkan sebagai kemudahan agar Indonesia bisa mempercepat mengimpor produk AS dalam rangka menyeimbangkan neraca dagang. Menurut Airlangga penugasan impor migas dari AS akan dilakukan PT Pertamina (Persero).
"Salah satunya terkait dengan komersial pembelian migas dari Amerika, di mana itu nanti penugasannya salah satunya ke Pertamina. Besaran volumenya sekitar 15 juta ton," ungkap Airlangga di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (17/11).
Nantinya jika negosiasi itu disetujui, pemerintah akan mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Presiden (Perpres). Kembali ke Bahlil ketika ditanya soal skema impor tanpa lelang, dia enggan merespons. "Nanti kita akan lihat skemanya, ya," pungkasnya.
Simak juga Video 'RI Impor Minyak Rp 500 T Per Tahun, Padahal Dulu Bisa Ekspor':
(shc/eds)










































