Inalum Butuh Listrik hingga 932 MW buat Smelter Baru

Inalum Butuh Listrik hingga 932 MW buat Smelter Baru

Heri Purnomo - detikFinance
Kamis, 20 Nov 2025 15:42 WIB
Inalum rapat dengan Komisi VI
Foto: Heri Purnomo
Jakarta -

PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) mengungkapkan kebutuhan listrik yang memadai untuk operasional proyek smelter aluminium baru di Mempawah, Kalimantan Barat serta ekspansi smelter di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Direktur Utama Inalum Melati Sarnita mengatakan untuk smelter aluminium baru ini membutuhkan listrik mencapai 932 megawatt (MW) dengan pasokan listrik terpasang sebesar 1,2 gigawatt (GW). Melati berharap kebutuhan listrik ini bisa tersedia pada kuartal IV 2028 sesuai dengan jadwal konstruksi dan commisioning smelter aluminium baru ini. Adapun kapasitas produksi smelter ini sebesar 600 ribu ton aluminium.

"Kebutuhan listriknya sendiri itu 932 MW, perkiraan kami itu kapasitas hitungan kita saat ini internal kapasitas terpasang itu 1,2 GW, karena harus ada satu standby unit untuk memastikan availability 100% selama 360 hari per tahun," katanya dalam RDP dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (20/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena memang musuh besar kami itu kalau listrik mati, smelter kami tidak bisa recovery, pot-nya langsung mati dan itu kita harus bangun lining baru untuk pot-nya. Jadi sangat berbahaya sekali kalau buat kami kalau availability nya itu kurang dari 100%," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Melati menjelaskan dalam rencana investasi Inalum dalam proyek ini, pembangunan pembangkit listrik tidak masuk skema belanja modal Inalum. Oleh karena itu, pihaknya berharap dapat membeli listrik dari PLN, atau jika PLN tidak dapat memenuhi kebutuhan listrik ini, maka Inalum berencana membeli listrik dari Independent Power Producer (IPP).

"Karena kami sangat ingin pembangunan pembangkit itu bisa menjadi captive source untuk smelter kita Pak," katanya.

Kemudian, Melati mengungkapkan adanya kebutuhan tambahan listrik untuk smelter di Kuala Tanjung seiring dengan inisiatif penambahan potline yang ke empat. Ia mengatakan dengan kapasitas produksi sebesar 150 ribu ton ini akan membangun potline baru yang bakal beroperasi pada 2029, maka kebutuhan listriknya mencapai 209 MW.

"Kemudian ketika potline kita yang ketiga kita upgrade maka di tahun 2030 kebutuhan kita itu naik menjadi 232 MW dan di end stage-nya ketika kita mencapai kapasitas produksi di 520 Maka kebutuhan listrik kita menjadi 406 MW," katanya.

"Tapi angka ini berdasarkan kenaikan dari 275 menjadi 520 subject to availability listrik di Sumatera Utara. Karena memang kami mengerti di PLN saat ini koneksi antara Sumatera bagian bawah dengan atas belum terjadi, maka possibility untuk listrik kan kapasitas yang ada kami asumsikan ini masih hanya dari Aceh dan Sumatera Utara," tambahnya.

Simak juga Video: Prabowo Resmikan Smelter Emas Milik PT Freeport di Gresik

(acd/acd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads