Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) buka-bukaan soal kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dalam negeri. Menurut Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung, butuh 39 juta kiloliter Pertalite dalam satu tahun.
"Untuk kebutuhan kita dalam 1 tahun, untuk Pertalite itu sekitar 39 juta kiloliter. Jadi 39 juta kiloliter, kita masih impor sekitar 60% untuk Pertalite," ujar Yuliot saat ditemui di Sheraton Hotel, Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Terkait ini, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan produksi dalam negeri demi menekan angka impor. Yuliot juga percaya dengan hampir selesainya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan maka jumlah impor BBM akan berkurang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, pemerintah juga terus melakukan efisiensi terhadap kilang-kilang eksisting. Secara bertahap, sebut Yuliot, kebutuhan BBM dalam negeri akan disediakan dari kilang dalam negeri.
"Jadi kita juga dengan upaya kita peningkatan produksi dalam negeri, ini ada RDMP yang akan selesai. Dan juga ini ada efisiensi-efisiensi yang dilakukan di beberapa kilang dalam negeri. Ini untuk pasokan kebutuhan dalam negeri, ini secara bertahap, ini kita akan usahakan disediakan dari kilang di dalam negeri," tutur Yuliot.
Adapun Presiden Prabowo Subianto bakal meresmikan RDMP Balikpapan Desember 2025. Proyek senilai US$ 7,4 miliar ini digadang-gadang menjadi kilang terbesar di Indonesia.
RDMP Balikpapan terdiri dari fasilitas produksi dan juga fasilitas pendukung termasuk fasilitas infrastruktur oil storage untuk 2 juta barel. Harapannya proyek ini dapat cepat beroperasi pada Desember 2025 mendatang guna memenuhi 22 hingga 25% kebutuhan BBM nasional.
Simak juga Video: Menkeu Purbaya Beberkan Harga Asli Pertalite-LPG 3 Kg Tanpa Subsidi











































