Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyebut kondisi kelistrikan di Aceh, Sumatra Utara (Sumut) dan Sumatra Barat (Sumbar) berangsur-angsur mulai pulih dan dapat diselesaikan mulai satu minggu pasca bencana.
Secara khusus Aceh, Bahlil mengatakan bahwa kelistrikan di kota Banda Aceh sudah kembali normal seperti saat sebelum terjadi bencana per Kamis (18/12) malam kemarin, dengan daya 120 megawatt di Banda Aceh sudah kembali normal.
Meski begitu hingga saat ini masih ada empat kabupaten di Aceh yang kondisi kelistrikannya masih di bawah 50% yakni Kabupaten Aceh Tamiang, Bener Meriah, Gayo, dan Aceh Tengah. Menurutnya hal ini dikarenakan infrastruktur kelistrikan yang belum terselesaikan untuk tegangan rendah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sebagian jalan yang baru selesai, ada sebagian daerah yang masih banjir. Jadi andaikan pun kalau itu dihidupkan, itu akan berdampak pada keselamatan saudara-saudara kita yang ada di sana," kata Bahlil dalam keterangan resminya, Sabtu (20/12/2025).
"Tapi secara backbone daripada Sumatera, kemudian Bireun, kemudian Arun, itu semua sudah terhubung. InsyaAllah kalau di tower-tower rendah atau tiang-tiang yang rendah infrastrukturnya sudah selesai, maka itu bisa kita selesaikan," tandasnya.
Kemudian menurutnya untuk kondisi BBM dan LPG di tiga provinsi terdampak, sudah berangsur-angsur mulai normal, terkecuali di wilayah yang aksesnya masih terputus. Sehingga perlu usaha ekstra yang dilakukan oleh Pertamina dengan mengirimkan LPG menggunakan helicopter dan pesawat Hercules, seperti di Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Di luar itu Bahlil turut memastikan kesiapan sektor energi menjelang periode Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Mulai dari ketersediaan stok Bahan Bakar Minyak (BBM), Liquefied Petroleum Gas (LPG), Listrik, hingga antisipasi jika terjadi bencana geologi.
Untuk BBM, Bahlil menjabarkan bahwa ketahanan jenis pertalite atau RON 90 berada di angka 19 hari. Kemudian untuk ketahanan jenis bensin RON 92 di atas 23 hari, serta untuk RON 95 berada di atas 31 hari, dan avtur di atas 29 hari.
Lebih lanjut untuk solar CN48 atau solar subsidi berada pada angka 15 hari, Solar CN 53 atau solar non-subsidi berada di kisaran 25 hari. Angkat ketersediaan ini berada di atas batas ketahanan solar minimum yakni 14 hari.
"Artinya dari sisi stok BBM, cadangan nasional kita untuk menjalankan Natal dan Tahun Baru insyaallah aman. Jadi saudara-saudara kita yang akan merayakan Natal, jangan pikirkan tentang stok BBM, insyaallah semua aman," kata Bahlil.
Terkait kondisi LPG, Bahlil menyebutkan hingga Jumat (19/12) kemarin stok LPG sebesar 314.394 Metrik Ton (MT), dengan Daily Objective Throughput (DOT) 25.832 MT/hari. Dengan begitu stok cadangan nasional LPG mencapai 12,17 hari.
Bahlil menambahkan, untuk kondisi kelistrikan nasional, secara umum dalam kondisi normal. Ketersediaan bahan baku untuk pembangkit listrik, tidak ada masalah, dengan cadangan di atas 10 hari, baik dari bahan baku BBM, gas, maupun batubara.
"Untuk kebencanaan geologi, Kementerian ESDM sudah memitigasi status beberapa gunung api, dengan tiga gunung api berstatus siaga, yakni Gunung Lewotobi Laki-laki, Merapi, dan Semeru. Sementara 24 gunung api berstatus waspada," terangnya.
(eds/eds)










































