Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat terpuruk setelah mengalami pelemahan. Hal ini karena dolar yang terus menguat terhadap mata uang negara berkembang karena munculnya analisa baru ekonomi dunia saat ini.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan memang rupiah sempat melemah drastis namun cepat kembali menguat dan stabil di kisaran Rp 14.000an.
Dia menjelaskan ada kecenderungan kembali mengalami pelemahan dan ada potensi peningkatan pada kasus positif COVID-19 atau second wave.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau dilihat, pelemahan rupiah bukan yang terburuk, misalnya Brazil Peso, Meksiko masih lebih buruk dibandingkan rupiah," kata dia dalam diskusi online, Selasa (21/7/2020).
Baca juga: Dolar AS Beranjak ke Rp 14.600 |
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS tercatat di level Rp 14.818 melemah dibandingkan periode kemarin Rp 14.832.
Mengutip Reuters dolar AS di perdagangan terakhir berada di posisi Rp 14.780 dengan range hari ini Rp 14.780 - Rp 14.785. Pada pembukaan Rp 14.710 dan bid Rp 14.780.
Sebelumnya Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti mengatakan penguatan dolar AS dan pelemahan mata uang negara berkembang disinyalir terjadi lantaran munculnya analisa-analisa baru terkait kondisi dunia saat ini, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.
Pandemi diperkirakan akan muncul gelombang kedua sehingga dampaknya akan berlangsung lebih lama dan lebih dalam.
Baca juga: Dolar AS Pagi Ini Melemah ke Rp 14.360 |
Munculnya analisa-analisa itu membuat para pemilik modal asing khawatir. Mereka menarik uangnya di negara berkembang untuk kembali ke AS, sehingga dolar AS menguat.
(kil/dna)