"Dengan memanjatkan puji syukur dan juga memohon hidayat dari Allah SWT, dengan mengucapkan bismillahirahmanirrahim, saya nyatakan QRIS Unggul diberlakukan secara nasional untuk memperlancar sistem pembayaran kita yang aman, lancar, dan efisien," kata Perry di lapangan upacara BI, Jakarta, Sabtu (17/8/2019).
Perry mengatakan, terdapat 41 lembaga keuangan yang terdiri dari bank dan penyelenggara jasa sistem pembayaran (PJSP) yang ikut meluncurkan QRIS Unggul hari ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak berita lengkapnya di sini.
1. Dari Pedagang di Mal Hingga Tukang Bakso Bisa Pakai Standar QR Code BI
Foto: Tim infografis Fuad Hasim
|
Lalu, transaksi dengan QRIS menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel. Terakhir, langsung, transaksi dengan QRIS langsung terjadi (real time), karena prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran.
"QRIS ini juga unggul, 'un' universal. Semua lapisan masyarakat bisa menggunakan ini, penjual bakso, mie goreng. Tapi selain itu juga universal bisa dipraktikkan secara internasional. QRIS ini dalam revolusi keuangan sangat gampang. What you need only handphone. Melalui uang elektronik kredit debit dimana pun tinggal tempel saja, sepanjang ada uangnya, transaksi langsung bisa jalan. Terkait dengan untung, tidak hanya perbankan yang untung tapi juga penjual bakso, mie goreng, mie kocok, karena begitu cepat melakukannya. Efisiensi akan lebih cepat, volume lebih cepat. Dan yang terakhirnya, langsung adalah real time, seketika. Begitu kita lakukan tapping dengan QRIS langsung transaksi bisa terjadi tidak hanya jual beli tapi juga pembayaraannya," beber Perry.
Saat ini, transaksi dengan QRIS baru bisa menggunakan electric money base, yakni dengan saldo uang elektrik. Sedangkan, untuk integrasinya dengan kartu debit maupun kartu kredit akan dilaksanakan mulai Januari tahun 2020.
2. Biaya Transaksi Dijamin Murah
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
|
"QR code ini mampu mempercepat transaksi dan biayanya kami pastikan murah, jadi untung," tutur Perry.
Perry menuturkan ada beberapa jenis merchant yang nantinya memiliki besaran biaya per transaksi (transaction fee) yang berbeda-beda.
Untuk transaksi reguler, Perry mengatakan biaya transaksinya dari persentase Merchant Discount Rate (MDR) atau yang dibebankan kepada merchant hanya 0,7% baik on us (bank yang sama) maupun off us (bank yang berbeda).
Kemudian, untuk transaksi pendidikan, seperti pembayaran pendidikan dan sebagainya, lebih murah lagi, yaitu 0,6% persentase MDR-nya, baik on us maupun off us.
Lalu, untuk transaksi pembelian bahan bakar minyak (BBM) di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) hanya dikenai 0,4% persentase MDR.
Terakhir, untuk bantuan sosial ataupun donasi, baik dari pemerintah maupun swasta, tidak dikenakan biaya transaksi alias gratis.
3. Transaksi Dengan Standar QR Code BI, Pajak Langsung ke Pemda
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
|
"Dengan QR Code ini transaksi bisa sangat cepat. Nanti pajaknya directly ke pemerintah daerah. Sudah ada beberapa di Banyuwangi dengan QRIS ini," ungkap Deputi Gubernur BI Sugeng yang turut hadir dalam Grand Launching QRIS Unggul.
Sugeng memaparkan, transaksi bantuan sosial (bansos) pun dapat dilakukan menggunakan QR Code ini. BI juga berencana mengembangkan layanan QR Code ini sebagai sistem pembayaran di sejumlah transportasi publik.
"QRIS kita kembangkan agar kegiatan yang inklusif dan elektronifikasi kita lancar. Digunakan untuk bansos bisa, tentunya banyak transaksi lain yang dielektronifikasi. Kita ada program transportasi, di samping kartu bisa gunakan handphone," terang Sugeng.
4. Di Kota Mulus, Gimana Pakai Standar QR Code BI di Desa?
Foto: Rengga Sancaya
|
Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja yang juga hadir dalam peluncuran QRIS Unggul mengatakan, masih ada instrumen lain yang harus diselesaikan untuk memperluas layanan QR Code ke desa-desa. Instrumen utamanya yakni penguatan jaringan telekomunikasi yang merupakan kunci dalam bertransaksi menggunakan QR Code.
"QRIS ini bisa lebih cepat penggunaannya, perluasannya. Tapi kita perlu siapkan misalnya sinyal. Kalau di kota besar sih tidak masalah ya, tapi untuk pedesaan, kerja sama dengan penyedia jasa telekomunikasi itu perlu didukung. Karena tidak mungkin bank yang menyediakan BTS (Base Transceiver Station atau pemancar jaringan). Jadi sinyal itu harus dari telekomunikasi yang support," ujar Jahja.
Instrumen kedua yakni edukasi masyarakat. Transaksi dengan QR Code ini menurut Jahja perlu diajarkan secara langsung, masyarakat perlu melihat praktiknya. Ia sendiri pun mengedukasi staf-stafnya di BCA dengan mempraktikkan pembayaran QR Code yang sebelum adanya QRIS ini melalui layanan Sakuku.
"Dan juga edukasi. Makanya kalau ditanya target kita susah ya, yang penting orang mulai menggunakan. Jadi saya sendiri waktu Sakuku pakai QR transfer, saya langsung coba transfer ke staf-staf di bawah saya sebagai contoh saja. Dan mereka wajib lakukan hal yang sama ke staf-stafnya juga," papar Jahja.
Halaman 2 dari 5