Sebelumnya GoPay yang memberlakukan biaya Rp 1.000 setiap kali isi ulang melalui mobile banking. Kemudian pekan lalu OVO mengumumkan akan memberlakukan Rp 2.500 sebagai tarif pengiriman uang ke bank.
Peneliti INDEF Bhima Yudhistira menjelaskan beberapa faktor yang membuat e-wallet menghentikan aksi bakar uangnya adalah investor sudah meminta uang agar cepat kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, yang dikhawatirkan adalah beberapa investor memandang tahun 2020 akan ada resesi global yang berdampak pada risiko investasi yang mereka tanam di e-wallet. Jadi mereka mulai melakukan rasionalisasi dan bakar uang akan distop.
Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan era bakar uang ini memang sudah waktunya dihentikan. Dana investor akhirnya akan habis juga dan perusahaan sudah harus memikirkan bagaimana menjalani perusahaan secara normal dan mendapatkan keuntungan.
Menurut dia, masyarakat saat ini memang tertarik dengan promosi yang diberikan. Dengan promosi dan keunggulan produk yang diberikan maka otomatis ada kebutuhan atau bahkan ketergantungan.
Seharusnya masyarakat paham dengan hal ini. "Akan ada waktunya promo berakhir, apabila dihentikan sekarang ini dampaknya tidak terlalu mengagetkan, apalagi biayanya juga masih di bawah biaya transfer bank. Yang penting adalah bagaimana tetap menjaga kualitas layanan dan keamanan," jelas dia.
(kil/fdl)