Transfer ke Bank Kena Biaya, OVO Tak Takut Ditinggal Pengguna

Transfer ke Bank Kena Biaya, OVO Tak Takut Ditinggal Pengguna

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Minggu, 26 Jan 2020 15:00 WIB
Foto: Vanita Dewi Prastiwi
Jakarta -

Pada Desember tahun lalu, OVO memberlakukan biaya sebesar Rp 2.500 untuk pengiriman uang ke bank. Banyak pengguna yang mengeluhkan pemberlakuan tarif ini.

Menanggapi hal tersebut, Presiden Direktur Visionet Internasional Karaniya Dharmasaputra mengungkapkan biaya yang dikenakan kepada pengguna tak lepas dari infrastruktur perbankan yang ada dalam jaringan OVO.

"Kita selalu mengusahakan agar tetap terjangkau dan tetap murah. Kami juga diarahkan, kan bisnis. Kemarin ramai yang bilang kita bakar duit, sekarang bakar duit salah, charge salah," ujar Karaniya kepada detikcom, Minggu (26/1/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut dia, pengenaan tarif transfer ke bank merupakan hal yang wajar. Dia mencontohkan pedagang pakaian yang memproduksi barang dagangannya sendiri di mana ada biaya-biaya yang keluar untuk produksi tersebut.

"Tapi apa iya orang itu mau produksi baju terus dan gratis terus? Kan enggak. Kalau bisnis, selama keuntungannya wajar boleh, supaya bisa tumbuh," imbuh dia.

ADVERTISEMENT

Menurut dia, beberapa pemain ewallet lain sudah lebih dulu mengenakan biaya, sejak 2018 dan OVO dinilai yang paling belakang mengenakan biaya.

Karaniya menyebut, tidak ada ketakutan jika OVO akan ditinggal oleh pengguna. Pasalnya saat ini, masyarakat semakin bijak dan cerdas dalam sektor keuangan.

"Masyarakat saya kira semakin pintar dan cerdas, mereka bisa lihat kalau oh ini kompetitif kok. Yang penting harganya masuk akal dan terjangkau, mereka mau bayar, apalagi kalau yang ditawarkan layanan yang memudahkan," jelas dia.

Dia menjelaskan sebuah laporan dari lembaga riset Morgan Stanley menyebutkan pertumbuhan masyarakat di Indonesia memang semakin menyukai dan memanfaatkan transaksi keuangan melalui channel digital. Apalagi masyarakat urban, kemudian anak muda yang jarang membawa uang cash, jadi lebih memanfaatkan pembayaran digital.




(kil/toy)

Hide Ads