Bagaimana Cara Bos OVO Sampai AirAsia.com Bangkit dari Corona?

Bagaimana Cara Bos OVO Sampai AirAsia.com Bangkit dari Corona?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Kamis, 09 Jul 2020 18:16 WIB
Pandemi virus Corona membuat dunia usaha babak belur.  COVID-19 juga diproyeksi mendatangkan malapetaka pada ekonomi Indonesia, bahkan dunia.
Foto: Antara Foto
Jakarta -

Penyebaran virus Corona di dunia sejak enam bulan lalu turut mengganggu sistem perekonomian global. Hal ini merupakan masalah serius, pasalnya perekonomian dan jalur distribusi menjadi terhambat akibat pembatasan besar-besaran yang dilakukan oleh negara demi mencegah penyebaran virus.

CEO OVO Jason Thompson menjelaskan dalam kondisi seperti ini seluruh usaha atau bisnis yang dilakukan di dunia tidak memiliki pilihan lain.

"Kita harus membangun manajemen sistem yang baik. Saat ini digitalisasi seperti perbankan, asuransi, investasi sampai tabungan adalah keniscayaan," kata Jason dalam diskusi Wild Digital "How now, CEO?", Kamis (9/7/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan, saat ini OVO juga telah berkolaborasi dengan pemerintah dan regulator keuangan di Indonesia.

"Mereka bekerja cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Mereka juga cepat tanggap selama COVID-19 ini," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Menurut Jason, kondisi pandemi Corona ini menuntut masyarakat untuk berempati dan meningkatkan skill. Selain itu cara untuk mengambil keputusan. Untuk perusahaan, semakin kompak dan kuat adalah langkah terbaik di tengah pandemi ini. Kemudian untuk pegawai yang bekerja dari rumah juga sempat memiliki banyak waktu bersama keluarga.

"Hal ini harus diperhatikan, ada yang mengatakan saat ini ke kantor hanya butuh 20 menit saja dan membuat produktivitas semakin meningkat," jelasnya.

CEO iCarAsia Hamish Stone mengungkapkan kondisi pandemi ini merupakan pelajaran yang sangat berharga untuk seluruh perusahaan yang ada di dunia. Namun para pengusaha juga harus tetap waspada dengan adanya potensi gelombang kedua yang bisa menganggu aktivitas bisnis.

"Memang harus berhati-hati dan menyiapkan strategi untuk perubahan ke depan, karena kondisi ini tidak pernah bisa diprediksi," jelasnya.

Kemudian CEO airasia.com, Karen Chan menjelaskan kondisi pandemi ini memang sangat memukul industri pariwisata baik lokal maupun internasional. Seluruh komponen industri pariwisata 'tiarap' akibat sama sekali tak bisa beroperasi karena aturan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran virus.

"Industri perjalanan dan pariwisata juga paling terdampak dari pandemi ini. Banyak hal yang terjadi dan harus dilakukan ke depan untuk bertahan," jelas dia.

Menurut dia, saat ini sama dengan maskapai penerbangan. Industri perhotelan juga meningkatkan standar kesehatan, keselamatan dan kebersihan di lingkungan mereka.

Hal ini dilakukan agar tamu merasa nyaman dan aman saat menginap. "Banyak jenis hotel yang menerapkan protokol kesehatan baru untuk melawan dan mencegah COVID-19, termasuk pembentukan tim khusus kebersihan dan meningkatkan kualitas kebersihan," jelasnya.



Simak Video "Video: Kasus Covid-19 Naik Lagi! Thailand Catat Ada 23 Ribu Kasus Baru"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads