Dikabarkan Mau 'Kawin' dengan Gojek, Apa Kata Grab?

Dikabarkan Mau 'Kawin' dengan Gojek, Apa Kata Grab?

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 15 Sep 2020 11:55 WIB
Aplikator ojek online Grab Bike hari ini, beroperasi kembali di Kota Bandung, Jawa Barat. Sebelum narik penumpang kembali, bertempat di Kantor Grab Bandung, Ruko Paskal, Kota Bandung, puluhan driver Grab Bike menjalani rapid test.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Dua perusahaan rintisan terbesar di Asia Tenggara, Gojek dan Grab dikabarkan telah melakukan pembicaraan untuk penggabungan usaha atau merger atas arahan dari pemegang saham, termasuk SoftBank.

Atas informasi tersebut, pihak Grab buka suara. Juru Bicara Grab menyatakan tidak ingin memberi komentar soal spekulasi tersebut.

"Kami tidak berkomentar mengenai spekulasi yang beredar," demikian pernyataan yang diterima detikcom, Selasa (15/9/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak ada tanggapan lebih lanjut dari pihak Grab mengenai kabar merger. Sementara berdasarkan informasi yang dihimpun, langkah korporasi ini dibahas usai pendiri SoftBank Masayoshi Son memberikan restu atas rencana itu.

Melansir Financial Times, langkah ini dibahas karena perusahaan mengalami kerugian yang besar akibat pandemi virus Corona yang terjadi. Pandemi ini membuat sejumlah negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia melakukan pembatasan sosial.

ADVERTISEMENT

Kedua perusahaan ride hailing tersebut mengalami pendapatan yang turun drastis dan hanya mengandalkan layanan pengiriman makanan saat adanya pembatasan sosial.

Menurut seorang pialang pasar sekunder, saham Grab kini telah diperdagangkan dengan diskon 25%. Saham Gojek juga dijual dengan diskon besar, terutama dari pemegang saham lama yang ingin keluar dari perusahaan. Saat ini valuasi Grab ditaksir menyentuh US$ 14 miliar dan Gojek US$ 10 miliar.

Sebelumnya, pembicaraan merger Grab dan Gojek pada enam bulan lalu mendapat tentangan dari Softbank, salah satu pemegang saham terbesar Grab. Masayoshi Son percaya waktu itu bisnis ride-hailing akan menjadi industri monopoli di mana mereka yang paling banyak uang akan menguasai pasar, ujar orang yang dekat dengan miliuner Jepang tersebut.

Tapi Gojek, yang investornya termasuk grup internet China Tencent dan Meituan-Dianping dan baru-baru ini Facebook dan PayPal Silicon Valley, telah terbukti tangguh, terutama di Indonesia.




(toy/ang)

Hide Ads