Uang digital baru bernama Chia mengklaim sebagai alternatif uang kripto yang lebih ramah lingkungan dibandingkan Bitcoin.
Dikutip dari CNN, Jumat (7/5/2021) Seperti kebanyakan uang digital, Chia berjalan pada sistem buku besar terdesentralisasi yang dikenal sebagai blockchain. Chia mencatat perdagangan pertamanya minggu ini.
Jadi apa itu Chia? Uang kripto ini diciptakan oleh Chia Network pada 2017 silam. Jaringan Chia didirikan oleh Bram Cohen, yang juga menemukan sistem berbagi file peer-to-peer BitTorrent. Cohen mengatakan Chia memiliki ciri khas tersendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perbedaan utama antara Chia dan kripto lainnya adalah metode bukti ruang dan waktu untuk memverifikasi transaksi dengan menggunakan ruang disk yang tidak terpakai pada hard drive atau di komputer pengguna. Maka dari itu, lebih hemat energi daripada bukti kerja Bitcoin.
Bagaimana proses bekerjanya Chia? Setiap mata uang kripto memiliki metode sendiri untuk memverifikasi transaksi, biasanya dengan menggunakan kekuatan komputer. Proses penambangan Chia, disebut "bertani", mengandalkan penggunaan ruang penyimpanan komputer yang kosong.
Ini tidak menyerupai proses penambangan cryptocurrency seperti ethereum, misalnya. Ethereum sendiri menggunakan bukti kerja, yang membutuhkan banyak daya komputer untuk memanen dan menambang koin yang didesentralisasi.
Baca juga: To The Moon! Dogecoin Naik 12.000% Tahun Ini |
Jaringan Chia memiliki platform transaksi blockchain yakni Mainnet yang dapat diunduh di situs web Chia.net. Jika kamu mau bertani Chia, harus mengunduh program ke komputer kamu dan gunakan ruang penyimpanan yang tidak digunakan di komputermu.
"Kebanyakan orang memiliki sejumlah ruang penyimpanan yang tidak terpakai, mereka sudah dapat melakukannya," kata Cohen.
Dengan menggunakan ruang hard drive yang kosong itulah, proses "bertani" Chia adalah alternatif penambangan yang lebih hemat energi, meski masih membutuhkan listrik.
(zlf/zlf)