Akun Telegram mantan juru bicara KPK Febri Diansyah dan penyidik senior KPK Novel Baswedan dimasukkan ke grup yang menawarkan investasi Bitcoin. Selain mereka, ada beberapa di antara 75 pegawai KPK lain
"Saya, Novel @nazaqistsha, bbrapa teman #75PegawaiKPK & yg advokasi, pagi ini tiba2 dimasukan ke group Telegram "Bitcoin Trader Investasi". Tanpa persetujuan & pemberitahuan. Saya segera report & leave. Padahal setting siapa yg Add Groups & Channels telah dibatasi," tulis Febri di akun Twitternya.
Febri juga menyertakan tangkapan layar dari grup tersebut. Terlihat salah satu nama dari petugas KPK yang tak lulus TWK, Novel Baswedan dan beberapa nama petugas KPK lainnya.
Namun, perlu diwaspadai karena pelaku kejahatan penipuan investasi selalu menemukan cara untuk melancarkan aksinya. Kini para pelaku memanfaatkan aplikasi perpesanan instan, Telegram.
Para pelaku memanfaatkan fitur invite yang ada di Telegram. Modusnya hampir sama memasukkan korban ke dalam grup di Telegram yang menawarkan investasi.
Ada salah satu kasus serupa yang dialami Novel Baswedan yang cukup ramai di media sosial. Sebuah akun Facebook, memposting di grup publik yang berisikan pengalaman suaminya yang tertipu investasi melalui Telegram.
detikcom sudah menghubungi pemilik akun tersebut melalui aplikasi perpesanan, namun hingga kini belum ada jawaban.
Dalam postingannya diceritakan bahwa suaminya dimasukkan ke grup Telegram yang bernama Trading Sukses Invesment. Dalam infonya, grup itu dikelola oleh PT OTM Forex.
Suaminya pun tergoda iming-iming untung besar di grup telegram tersebut. Awalnya dia hanya menempatkan uangnya dengan jumlahnya sedikit. Namun pelaku mengatakan bahwa slot penuh dan jika tak ingin uang hangus maka harus top up investasinya.
Modus itu dilakukan berulang sampai akhirnya korban sadar bahwa uangnya sudah cukup banyak yang dia serahkan. Akhirnya korban sadar bahwa dirinya sudah ditipu karena uang investasinya tak kunjung cair.
(das/ara)