Mengirim uang beda bank biasanya ada biaya yang dikenakan. Tarifnya berbeda-beda setiap bank dan perusahaan switching yang digunakan.
Memang biayanya tidak terlalu mahal, tapi untuk kalangan mahasiswa ini kadang memberatkan.
Pengalaman inilah yang membuat Rafi Putra Arriyan, Ginanjar Ibnu Solikhin dan Luqman Sungkar yang saat itu masih kuliah di Fasilkom Universitas Indonesia memiliki ide bagaimana caranya membuat aplikasi yang memangkas biaya transfer antar bank.
Pada 2015 lalu, ketiganya memang masih memiliki sebatas ide. Namun akhirnya terealisasi pada awal 2016.
"Waktu masih kuliah itu sering utang-utangan ke Ginanjar dan Luqman. Tapi rekening kami beda-beda, jadi kalau mau bayar utang dengan transfer kena biaya. Dari situ kepikiran gimana caranya nih supaya gratis," kata Co-Founder dan CEO Flip Rafi Putra Arriyan kepada detikcom akhir pekan lalu.
Saat awal diluncurkan Flip digunakan oleh teman-teman mereka di UI. "Jadi memang dari mulut ke mulut oleh teman. Ya sekitar ada 100 orang yang menggunakan," jelas dia.
Flip ini bekerja sebagai jembatan transaksi antar bank. Jadi pengirim cukup melakukan transfer lebih dulu ke rekening Flip yang sama dengan yang dimiliki. Kemudian Flip akan meneruskan uang ke rekening tujuan.
Namun lama kelamaan mereka berhasil mengembangkan aplikasi ini dan berkembang seperti sekarang.
Saat awal, Flip juga sempat disemprit oleh Bank Indonesia (BI) hal itu karena Flip tak memiliki izin sebagai penyelenggara transfer dana. Namun hal tersebut berhasil diselesaikan dan Flip resmi berizin dari bank sentral dengan nomor 18/196/DKSP/68.
Sekarang Flip memiliki sejumlah produk yang bisa dinikmati oleh masyarakat maupun perusahaan. Mulai dari Flip Reguler yang memberikan biaya gratis untuk transaksi di bawah Rp 5 juta per hari. Jika sudah lebih dari Rp 5 juta maka dikenakan biaya Rp 2.500.
(kil/zlf)