Jadi Calon Deputi Gubernur BI, Juda Agung Bicara Rencana Rupiah Digital

Jadi Calon Deputi Gubernur BI, Juda Agung Bicara Rencana Rupiah Digital

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Selasa, 30 Nov 2021 12:57 WIB
Ilustrasi uang rupiah
Foto: Getty Images/iStockphoto/Squirescape
Jakarta -

Hari ini calon Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Juda Agung menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI DPR RI. Dalam salah satu paparannya, Juda mengungkapkan terkait persiapan bank sentral untuk penerapan Central Bank Digital Currency (CBDC) atau rupiah digital.

"Penerbitan CBDC ini penting untuk menjaga kedaulatan mata uang dari sebuah negara. CBDC ini diperlukan karena semakin banyak transaksi digital," kata dia di Komisi XI DPR, Selasa (30/11/2021).

Juda menyebutkan, dengan CBDC ini maka bank sentral tetap bisa menjaga efektivitas kebijakan moneter dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Juda juga menyebut CBDC ini bisa untuk mendorong inklusi keuangan. Namun untuk detail masih didalami oleh bank sentral.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan ada dua opsi pendekatan yang akan digunakan oleh BI untuk penerbitan CBDC ini. Antara lain pendekatan direct atau langsung seperti masyarakat atau rumah tangga dan korporasi yang mendapatkan token langsung dari bank sentral.

Kedua indirect yang melalui dua tahap yaitu tier 1 perbankan dan tier 2 para pengguna baik rumah tangga maupun korporasi. "Yang kedua menurut hemat kami lebih tepat, ini seperti peredaran uang kertas dan uang logam saat ini. Jadi bank sentral mengedarkan melalui perbankan dan kemudian masyarakat mendapatkan uang kertas dan logam dari perbankan tersebut," ujar dia.

ADVERTISEMENT

Selain CBDC Juda juga memaparkan visi lainnya antara lain memperkuat peran BI dalam penguatan ekosistem pembayaran digital. Titik awal digitalisasi ini harus diawali dari sistem pembayaran oleh ekosistem yang terintegrasi.

Selanjutnya membangun data hub sistem pembayaran dalam rangka peningkatan akses pembiayaan UMKM melalui credit scoring. Nantinya data ini akan disimpan dalam data hub dan bisa digunakan oleh para pelaku termasuk perbankan untuk scoring tentu dengan perizinan konsumen.

Selanjutnya mengakselerasi digitalisasi UMKM dalam rangka meningkatkan akses pasar domestik global melalui global e-commerce. Nah ini untuk membuka peluang untuk UMKM memperluas pasar lokal maupun global.

(kil/fdl)

Hide Ads