Nilai Bitcoin cs Melempem, Keok Lawan Aturan Pemerintah?

Nilai Bitcoin cs Melempem, Keok Lawan Aturan Pemerintah?

Ignacio Geordi Oswaldo - detikFinance
Senin, 24 Jan 2022 09:38 WIB
Bitcoin Melambung Di Atas 20 Ribu Dolar, Bakal Jadi Incaran Investor Awam?
Foto: DW (News)
Jakarta -

Sekarang banyak mata uang kripto seperti Bitcoin yang nilainya tengah merosot. Penurunan harga mata uang kripto terjadi dikarenakan negara-negara ekonomi utama berusaha mengekang popularitas kripto yang semakin meningkat.

Mengutip CNN, Senin (24/1/2022), nilai Bitcoin anjlok lebih dari 20% sejak awal tahun. Bahkan nilai dari kripto paling berharga di dunia itu sempat jatuh 8% saat diperdagangkan pada Sabtu (22/1) kemarin.

Ssaat ini nilai Bitcoin telah kehilangan hampir setengah nilainya sejak menembus rekor tertinggi pada November. Pada Sabtu kemarin, Bitcoin diperdagangkan di kisaran US$ 35.479, padahal pada November diperdagangkan pada rekor tertinggi US$ 68.990.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak hanya itu, kripto selain Bitcoin saat ini malah bernasib lebih buruk. Sebut saja Ethereum telah jatuh lebih dari 12% saat diperdagangkan pada Sabtu kemarin.

Menurut laporan dari CoinDesk, Etherum diperdagangkan di kisaran US$ 2.400 pada Sabtu pagi. Dengan kata lain kripto paling berharga kedua di dunia itu tengah menghadapi penurunan nilai hampir 30% bila dibandingkan dengan awal tahun.

ADVERTISEMENT

Hal ini tentu membuat banyak investor yang menjadi gelisah mengenai masa depan mata uang digital dan aset berisiko lainnya. Terlebih sejak bank sentral Amerika Serikat (AS)/Federal Reserve mengisyaratkan akan melepaskan stimulus ekonomi lebih agresif dari yang diharapkan.

Rusia mau larang Bitcoin cs. Cek halaman berikutnya.

Selain itu pada Kamis (20/1) kemarin bank sentral Rusia (Central Bank of Russia) juga telah mengusulkan larangan penggunaan dan penambangan kripto. Penggunaan mata uang digital dinilai dapat menimbulkan ancaman bagi stabilitas keuangan negara. Padahal Rusia merupakan salah satu negara penambang kripto terbesar di dunia.

Proposal bank sentral Rusia ini datang hanya beberapa bulan setelah China meluncurkan tindakan keras melawan penggunaan kripto, melarang perdagangan dan penambangan di Negeri Tirai Bambu itu.

Tidak berhenti pada China, AS, dan Rusia, sejumlah negara lain saat ini juga tengah menggodok aturan terkait kripto. Masih belum diketahui apakah aturan-aturan ini akan menyuburkan nilai mata uang kripto atau malah sebaliknya.

Sebagai contoh, India yang pada November lalu telah mengatakan sedang bersiap untuk memperkenalkan undang-undang yang akan mengatur penerapan mata uang digital, meskipun masih banyak yang belum diketahui tentang rencana itu.

Hanya saja pada awal pekan ini, Perdana Menteri India Narendra Modi mengatakan bahwa kerja sama global diperlukan untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh kripto.


Hide Ads