Ramai-ramai Teriak Boncos Gegara ASIX, Jangan FOMO Deh!

Ramai-ramai Teriak Boncos Gegara ASIX, Jangan FOMO Deh!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Sabtu, 12 Feb 2022 10:00 WIB
Blak Blakan Bersama Anang Hermansyah soal RUU Permusikan
Anang Hermansyah Pemilik ASIX/Foto: Grandyos Zafna/detik.com
Jakarta -

Token ASIX keluaran Anang Hermansyah jadi sorotan. Token kripto ini sempat anjlok harganya karena disebut Bappebti belum terdaftar di Indonesia.

Nah, di tengah kehebohan itu banyak investor token ASIX teriak setelah investasinya merugi, keluhan itu mulai ramai muncul di media sosial. Bahkan, beberapa yang mengeluh nampaknya kaget setelah investasinya merugi karena harga token ASIX anjlok.

Media sosial diwarnai dengan keluhan investor ASIX yang mulai teriak-teriak merugi. Berbagai tangkapan layar grup-grup investasi Telegram disebar warganet di Twitter dan Facebook.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di dalam tangkapan layar itu banyak investor ASIX yang mempertanyakan kerugian investasinya. Salah satu investor menulis dia menginvestasikan Rp 25 juta kini hanya bersisa Rp 12 juta pada token ASIX. Dia pun menyebut-nyebut nama Anang pada keluhannya di grup Telegram dan meminta uangnya dikembalikan.

"Halo tolong pak Anang saya beli Rp 25 juta sekarang tinggal Rp 12 juta. Tolong kembalikan uang saya, karena sebentar lagi puasa," tulis keluhan pada tangkapan layar grup Telegram yang banyak disebar warganet.

ADVERTISEMENT

Ada juga investor yang kebingungan uang investasinya malah berkurang bukannya bertambah setelah membeli token ASIX. "Ini kenapa ya bund, saya beli Rp 10 juta kenapa sekarang sisa Rp 5 juta," kata orang itu.

Nampaknya ada juga yang investor yang belum mengerti investasi kripto dan mulai membeli ASIX. Ketika harga ASIX meluncur dan anjlok langsung kebingungan. Bahkan bertanya-tanya apakah ada yang error.

"Kok aku kemarin beli Rp 23 juta, uang aku sekarang jadi berkurang? Lagi error apa kenapa ya kalau boleh tahu," kata orang itu.

Kata pengamat soal kehebohan token ASIX. Klik halaman berikutnya.

Simak Video 'Melihat Lagi Penjelasan Anang-Ashanty soal Polemik Token ASIX':

[Gambas:Video 20detik]



Melihat kehebohan token ASIX, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai fenomena FOMO (fear of missing out) alias ikut-ikutan telah terjadi.

Menurutnya investasi di token kripto termasuk ASIX memang risikonya sangat besar. Maka dari itu, dia mengingatkan agar masyarakat harus paham terlebih dahulu soal risikonya, jangan buru-buru ikutan masuk dan menaruh dana.

"Kelihatannya banyak yang ikut-ikutan. Harusnya sebelum masuk, investor paham ya kripto merupakan aset yang risikonya sangat tinggi. Jangan buru-buru. Apalagi kripto yang belum diakui dan diawasi oleh Bappebti," kata Bhima kepada detikcom, Jumat (11/2/2022).

Bhima mengakui, memang potensi keuntungan aset kripto besar, namun risiko besar juga ada di balik instrumen investasi tersebut. Menurutnya, risiko besar investasi kripto adalah uang bisa hilang 100% dalam sekejap.

Risiko kerugian aset kripto memang lebih besar daripada portofolio investasi yang sudah ada macam reksa dana ataupun main saham.

"Jadi jangan berharap main di kripto apalagi yang baru launching atau ICO (initial coin offering) bisa aman seperti beli reksadana atau main saham. Uang bisa hilang 100% dalam sekejap," ungkap Bhima.

Kata pedagang kripto soal token ASIX. Klik halaman berikutnya.

Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) & COO Tokocrypto, Teguh Kurniawan Harmanda meminta masyarakat harus melakukan riset terlebih dahulu sebelum memutuskan masuk atau membeli sebuah aset kripto.

Sebuah proyek aset kripto yang baik dan benar akan selalu membagikan whitepaper, sama halnya dengan prospektus di dunia saham, jika ada perusahaan yang akan IPO. Dia menekankan salah satu yang harus diteliti dengan seksama adalah tim dan partner developer atau pengembang aset kripto.

Pengecekan pun harus dilakukan meskipun token kripto yang dikeluarkan adalah seorang public figure. Jangan sampai tutup mata dan langsung percaya meskipun token kripto dikeluarkan oleh public figure.

"Dalam whitepaper akan dijelaskan tentang proses roadmap ke depan dari aset kripto yang dibuat dan pengembangannya ke depan. Salah satu hal yang penting meneliti dan memeriksa tim dan partner di balik developer aset kripto tersebut, jangan tutup mata dan terlena dengan sosok public figure," jelas pria yang akrab disapa Manda dalam keterangannya.

Selanjutnya masyarakat juga diarahkan untuk membeli aset yang sudah terdaftar resmi di Bappebti. Masyarakat juga menurutnya sangat perlu mengetahui risiko-risiko yang bisa terjadi di saat melakukan investasi.

"Beli aset kripto yang telah masuk dalam daftar resmi Bappebti. Pelajari risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam investasi aset kripto. Jangan mudah tergiur dengan tawaran dari suatu investasi," kata Manda.

Terakhir Manda mengingatkan dalam melakukan investasi dan membeli aset kripto lakukan lah sesuai kemampuan keuangan yang dimiliki. Menurutnya, uang yang dipakai adalah uang dingin alias uang yang menganggur dan tidak direncanakan untuk digunakan.

"Lakukan juga diversifikasi investasi kripto atau istilahnya jangan taruh telur dalam satu keranjang," ungkap Manda.


Hide Ads