Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkap tiga inisiatif kolaborasi untuk memperkuat industri pembayaran digital, baik itu digital banking, fintech, hingga e-commerce. Pertama, percepatan konsolidasi industri sistem pembayaran.
"Bagaimana cara berkonsultasi dengan industri sistem pembayaran untuk membentuk unicorn atau decacorn. Reformasi aturan menginginkan sistem pembayaran juga sekaligus memperkuat industri, kerja sama antara digital banking, fintech, dan e-commerce membentuk ekosistem yang membangun unicorn-unicorn atau lebih decacorn," katanya dalam acara G20 Finance Track Side Event, Senin (144/2/2022).
Kedua, mengembangkan infrastruktur sistem pembayaran dengan 3I, yakni interoperability, integration, dan interoperation. Salah satu pengembangan infrastruktur yang telah dibangun yakni pengadaan QRIS. "Misi pada 2022 QRIS menuju 15 juta pengguna baru," tulis paparan Perry.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Limit Bayar Pakai QRIS Naik Jadi Rp 10 Juta |
Selain QRIS, ada juga BI-FAST untuk pembayaran digital banking yang telah tersedia di sejumlah bank nasional dan beroperasi 24x7. Kemudian ada SNAP yang merupakan Standar Open API Pembayaran untuk memperkuat interlink perbankan dan fintech.
Ketiga, tentang kekuatan sinergi dan koordinasi. Hal ini dilakukan untuk bekerja sama mewujudkan mimpi membentuk digitalisasi sistem pembayaran Indonesia hingga digitalisasi ekonomi dan keuangan Indonesia.
"Kami membangun electronification for the vulnerable group, untuk transfer program sosial pemerintah," jelasnya.
Kemudian, inter-mode transportation integration dan digitalisasi untuk usaha mikro, kecil dan menengah atau digitalization of micro, small, and medium-sized enterprises (MSMEs).
Selain itu, ada lima visi menuju Indonesia Payment System Blueprint (BSPI) pada 2025. Kelima visi itu antara lain integrasi keuangan ekonomi digital, mendukung digitalisasi bank, memastikan keterkaitan antara fintech dan bank, kepentingan nasional dalam ekonomi dan keuangan digital, dan memastikan keseimbangan antara inovasi dan risiko.
"Mei 2019 kami menerbitkan visi kami tentang sistem pembayaran Indonesia 2025, 10 bulan sebelum pandemi, kami meluncurkan Blueprint sistem pembayaran Indonesia 2025. Kami perlu mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital kami, dari perbankan digital, fintech, e-commerce," imbuhnya.
(ara/ara)