Ayo Lebih Bijak Cari Cuan di NFT, Kenalan Dulu Sama Risiko-risikonya

Ayo Lebih Bijak Cari Cuan di NFT, Kenalan Dulu Sama Risiko-risikonya

Iffa Naila Safira Widyawati - detikFinance
Kamis, 10 Mar 2022 08:15 WIB
NFT
Ilustrasi/Foto: Istimewa
Jakarta -

Cara masyarakat untuk menghasilkan uang dari Non Fungible Token (NFT) masih banyak yang kurang tepat. Banyak yang beranggapan bisa mendapatkan keuntungan besar dengan menjajal penjualan digital di NFT.

Salah satu NFT Artist, Stefany Zefanya mengatakan itu adalah hal yang wajar, mengingat masuknya NFT di Indonesia juga masih seumur jagung.

"NFT juga masih pagi, masih dini jadi memang perlu ada edukasi-edukasi yang perlu dipahami juga. Apalagi ketika ada Ghozali, seenggaknya orang-orang akhirnya jadi tau ada Web 3.0 dan NFT itu sendiri," ujar Stefany dalam acara d'Xpertise dari detikcom, Selasa (8/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Stefany juga membagikan segudang manfaat dan memamerkan sejumlah karyanya yang sudah terpampang di NFT. Salah satu manfaatnya adalah para seniman atau creator bisa menjual karya nya menjadi dua hasil, yaitu dalam bentuk fisik dan digital.

"Secara pribadi menurut saya kenapa harus NFT? Yang pertama adalah saya pikir karena di kehidupan real-nya, royalti itu masih gambling. Aturannya juga masih struggling. Apalagi creator-creator ilustrator yang memang bekerja secara mandiri tidak di sebuah perusahaan," jelasnya.

ADVERTISEMENT

NFT merupakan aset digital yang sudah masuk ke dalam teknologi blockchain. Sistem blockchain sendiri memberikan manfaat bagi para creator yaitu memiliki sistem copyright yang jelas dan aman.

Risiko NFT apa saja? Berlanjut ke halaman berikutnya.

Dengan sistem blockchain juga karya yang sudah masuk tidak bisa diedit ataupun dihapus. Konsep dasar tersebut menurutnya perlu diketahui terlebih dahulu agar paham pertanggung jawabannya.

Memang NFT seakan menjadi wadah baru terutama bagi para seniman yang ingin menjual karyanya secara digital melalui sistem blockchain. Tapi di balik itu ada sederet risiko yang menghantui.

Risiko pertama, rentan akan scammer atau penipu di dunia maya. Scammer melancarkan aksinya biasanya dengan membuat link-link mencurigakan yang ketika diklik dia bisa masuk ke akun dan merampas e-wallet sampai ludes.

"Yang pertama mereka itu bisa mau akses masuk ke kita adalah lewat link. Dari mana link nya? Ini biasanya dari game, twitter atau ke email dengan iming-imingi 'Oh ini kamu dapat 10 ribu dolar terus kamu bisa klik link ini'. Wah jangan sekali-kali klik, waspada dengan itu," tegas Stefany.

Jika kasus itu terjadi menurut Stefany yang rugi bukan hanya si creator tapi juga collector. Sebab karya-karya yang sudah di-scam tidak bisa dijual lagi.

Risiko selanjutnya adanya plagiarism yang lebih masif dari pada di dunia nyata. Karena dalam bentuk digital semua orang dengan mudah bisa screenshoot dan kemudian menjiplak karya tersebut yang kemudian dijual kembali.

Halaman 2 dari 2
(ara/ara)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads