Geger Kasus Robot Trading, Makan Uang hingga Triliunan!

Kaleidoskop

Geger Kasus Robot Trading, Makan Uang hingga Triliunan!

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Senin, 12 Des 2022 14:52 WIB
DNA Pro adalah penipuan investasi yang sedang ramai dibicarakan masyarakat. Sebenarnya, apa itu DNA Pro? Bagaimana cara kerjanya? Berikut informasinya.
Ilustrasi/Foto: Shutterstock

3. DNA Pro

Setelah heboh dengan kasus robot trading Fahrenheit dan Viral Blast, terjadi kasus robot trading lainnya yaitu DNA Pro. Kasus ini telah dilaporkan ke Bareskrim Polri dengan total kerugian dari korban yang melapor diperkirakan mencapai Rp 97 miliar.

Dari hasil penelusuran detikcom, DNA Pro adalah platform aplikasi robot trading yang merupakan produk dari PT DNA Pro Akademi. Namun, ternyata robot trading DNA Pro adalah perusahaan yang ilegal karena tidak tercatat dan dilarang oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti). Modus penipuan DNA Pro adalah dengan menjadi pusat pendidikan dan pelatihan yang memberikan nasehat dalam melakukan trading bagi para member-nya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada 18 April 2022, Polri telah mengajukan penerbitan red notice untuk memburu 3 orang tersangka, atas kasus investasi bodong via robot trading DNA Pro yang diduga berada di luar negeri.

Sejauh ini, Polri telah menetapkan 12 tersangka terkait kasus robot trading DNA Pro. Keenam tersangka yang telah ditangkap diantaranya adalah Robby Setiadi, Yosua, Russel, Stefanus Richard, Jerry Gunandar, dan Frankie.

ADVERTISEMENT

4. Net89

Kasus robot trading selanjutnya adalah Net89. Menariknya, terdapat beberapa publik figur yang terseret kasus ini. Para publik figur tersebut yaitu Atta Halilintar, Taqy Malik, Adri Prakarsa, Kevin Aprilio, dan Mario Teguh.

Net89 sendiri merupakan platform besutan PT Simbiotik Multitalenta Indonesia. Sementara, dikutip dari laman perusahaan, PT Simbiotik Multitalenta Indonesia (SMI) adalah perusahaan penjualan langsung murni yang hanya menjual produk berupa e-book dan software Expert Advisor (EA) Creator.

Terdapat ratusan korban yang melaporkan puluhan orang terkait kasus ini. Kuasa hukum para korban sebagai pelapor, M Zainul Arifin pun mengatakan total kliennya mencapai 230 orang dengan nilai kerugian secara total mencapai Rp 28 miliar.

Menurut penjelasan Zainul, SMI mulai berdiri sejak 2018. Saat itu perusahaan masih menawarkan investasi dengan teknologi robot trading. Memasuki tahun-tahun pandemi COVID-19 nama Net89 pun semakin tenar.

"Mulai berdiri PT.SMI kisaran 2018 mulai buming tahun 2020 sampai Januari 2022 pada masa-masa pandemi COVID-19 banyak masyarakat yang menggunakan keuangannya untuk berbisnis trading termasuk para korban kita," tuturnya kepada detikcom, Selasa (1/11/2022) lalu.

Menurut Zainul, Net89 saat itu menawarkan paket investasi robot trading dengan potensi keuntungan sekitar 1% per hari, atau 20% per bulan, hingga 200% per tahun.

Meski akhirnya memakan korban, ternyata para nasabah sempat menikmati keuntungan dari investasinya di robot trading Net89.

"Iya pernah memberikan keuntungan bagi orang-orang yang investasi sejak awal tahun 2019 sampai dengan November 2021. Tapi menjelang awal 2022 yang baru join member tidak dapat keuntungan sesuai janji-janji yang ditawarkan ke para member," tambahnya.

Menurut Zainul, sejak Januari 2022 para member sudah tidak bisa lagi menarik keuntungan dan modalnya. Salah satu alasan dari SMI adalah melakukan penyesuaian bisnis mengikuti anjuran pemerintah.

"Sampai saat ini tidak bisa lagi withdraw dan menarik modal para korban yang telah diinvestasikan di Net89," tegasnya.

Kini, Bareskrim Polri telah menetapkan Reza Shahrani alias Reza Paten sebagai tersangka dalam kasus dugaan penipuan robot trading Net89. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) pun telah membekukan rekening milik Reza senilai Rp 1 triliun lebih.

Rekening yang berjumlah triliunan itu berasal dari 150 rekening milik Reza Paten dari 25 bank berbeda. Dalam perkara ini Reza Paten terseret sebagai pemilik dari robot trading Net89.

Itulah sederet kasus investasi bodong robot trading yang terjadi di Indonesia selama tahun 2022.


(hns/hns)

Hide Ads