Paylater Makin Marak, Simak Tipsnya Biar Kantong Tak Jebol

Paylater Makin Marak, Simak Tipsnya Biar Kantong Tak Jebol

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 16 Mei 2023 21:45 WIB
Ilustrasi PayLater
Ilustrasi paylater. Foto: Shutterstock/
Jakarta -

Tak bisa dipungkiri, kini banyak orang terjebak utang untuk kegiatan konsumsi. Apalagi di era serba digital, di mana akses untuk utang konsumtif seperti paylater terbuka lebar.

Hal ini tentu perlu diantisipasi, sebab berpotensi membahayakan kondisi keuangan.

Direktur PT Insight Investments Management (Insight) Ria M Warganda mengatakan, perlunya berhati-hati dengan adanya jebakan utang konsumtif ini.

"Utang konsumtif merujuk pada utang yang uangnya digunakan untuk membeli barang atau jasa yang tidak produktif atau memiliki keuntungan ke depannya," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun beberapa risiko dari utang konsumtif, kata dia, adanya bunga dan biaya tambahan yang cenderung lebih tinggi. Hal ini bisa menjadi beban finansial, berpotensi menurunkan kredit skor dan bahkan bisa memberikan pengaruh juga pada kesehatan mental.

Ia pun memiliki sejumlah tips agar tidak terjebak utang konsumtif itu. Pertama, buat anggaran yang jelas dan terencana.

ADVERTISEMENT

"Membuat anggaran keuangan adalah first step yang penting untuk mengatur keuangan, termasuk untuk menghindari utang konsumtif. Dengan membuat anggaran yang jelas dan terencana, kita bisa memantau pemasukan dan pengeluaran, serta mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan dan prioritas," terangnya.

Kedua, gunakan kartu kredit dan paylater dengan bijak. Menurutnya, di satu sisi kartu kredit maupun fitur pay later tentu memudahkan kita untuk melakukan transaksi, tapi juga berpotensi membawa ke dalam jebakan utang konsumtif.

Ketiga, jangan tergoda dengan promosi dan diskon. Dia mengatakan, semakin banyaknya platform belanja online, aktivitas promosi dan diskon menjadi semakin beragam.

Keempat, simpan uang dengan investasi. Menurut Ria, dibanding mengeluarkan uang untuk keperluan yang tidak begitu dibutuhkan, atau hanya sebatas keinginan, akan lebih bijak dan baik sekiranya uang tersebut dianggarkan untuk investasi.

Saat ini sudah banyak pilihan investasi yang lekat dengan tren isu di kalangan generasi muda, semisal produk investasi yang punya dampak positif terhadap lingkungan dan memiliki performa yang baik dalam menghasilkan return.

Salah satu contoh investasi yang sejauh ini memiliki catatan performa yang sangat baik dan juga berdampak positif pada lingkungan adalah berinvestasi pada saham-saham yang tergabung dalam Indeks Saham SRI-Kehati.

Saham-saham dalam Indeks Saham SRI-Kehati adalah saham yang dipilih dan telah lulus seleksi dengan standar pemilihan perusahan yang harus menerapkan prinsip Sustainable Responsible Investment (SRI), serta prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola (Environmental, Social and Good Governance (ESG). Selain itu, bobot sektoral dari indeks SRI-Kehati saat ini overweight di sektor finansial, karena sektor tersebut dipercaya kuat karena ditopang oleh pertumbuhan yang stabil dan likuiditas yang terjaga.

Ria mengatakan, terdapat alternatif yang lebih mudah untuk berinvestasi pada saham-saham yang tergabung dalam indeks SRI-Kehati, yaitu dengan berinvestasi pada Reksa Dana Insight SRI-Kehati Likuid (I-SRI Likuid). Reksa dana I-SRI Likuid berinvestasi pada saham-saham yang termasuk ke dalam Indeks SRI-Kehati.

(acd/das)

Hide Ads