Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan hingga akhir tahun 2023 ini literasi atau kemelekan keuangan masyarakat Indonesia akan mencapai 53%. OJK terus mengupayakan peningkatannya melalui berbagai program, termasuk program yang menyasar anak-anak SD.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan, saat ini literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai angka 49,68%. Ia berharap pada akhir 2023 ini angkanya bisa tembus hingga 53%.
"Kita kan sekarang sudah 49%. Kita harapannya bisa mencapai 52% atau 53% di akhir tahun," kata wanita yang akrab di sapa Kiki itu, dalam acara Literasi Keuangan di Balai Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (25/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun besaran angka ini meningkat jauh dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 38,03%. Kiki mengatakan, salah satu upaya OJK dalam mendorong peningkatan literasi digital di tanah air ialah lewat program peningkatan literasi kepada anak-anak SD. Dalam kesempatan kali ini, program diselenggarakan lewat kerja sama dengan Pemda Bogor.
"Ini bagus sekali, jadi kita punya program untuk anak-anak Indonesia bagaimana menabung sejak dini. Karena kalau kita lihat anak-anak sekarang dengan berbagai godaan untuk konsumtif sangat mudah ya," katanya.
Lewat acara ini, OJK mengajarkan anak-anak bagaimana budaya menabung di tengah terpaan tantangan yang membuat masyarakat jadi lebih konsumtif. Pihaknya juga mengajarkan bagaimana cara anak-anak agar bisa mengelola keuangannya. Menurutnya, mengelola keuangan merupakan suatu life skill yang penting dimiliki setiap orang.
"Literasi keuangan itu penting. Survei menyampaikan bahwa kita sering dengar tentang pinjol. Hal-hal ilegal. Korban paling besar itu guru, ibu rumah tangga, dan pelajar. Itu salah satu korban tertinggi pinjol ilegal," kata Kiki.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yanh turut mendampingi dilokasi mengatakan, pemerintah punya PR besar untuk memperkuat budaya dalam mengelola keuangan. Pasalnya, saat ini tantangan baru yakni budaya serba instan. Kondisi inilah yang kerap membuat masyarakat terjebak pinjaman online (pinjol) dan investasi ilegal.
"Contohnya pinjol mau punya sesuatu. Mimpi ingin diwujudkan dengan cepat, yaudah minjem tanpa jelas. Minjem ke mana dan bagaimana membayarnya," kata Bima.
Selain itu, Bima menilai, anak-anak jaman sekarang mudah terjebak dengan hari ini dan lupa untuk menyusun masa depan. Hal ini membuat anak-anak cenderung berharap bisa mendapatkan sesuatu secara instan dan cepat, serta menghabiskannya sesegera mungkin.
"Ini yang harus kita jadikan PR sama-sama, membangun kultur literasi sekaligus menyiapkan karakter-karakter yang siap menjemput masa depan secara berproses. Yang dilakukan hari ini kan adalah turunan dari itu. Anak-anak diajari menabung, diajak melek literasi keuangan, supaya mereka bisa menyiapkan masa depan secara serius," pungkasnya.
Sebagai tambahan informasi, berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022 menunjukkan, literasi keuangan masyarakat Indonesia sebesar 49,68%, naik dibanding tahun 2019 38,03%.
Sementara, indeks inklusi keuangan tahun 2022 sebesar 85,10% meningkat dari tahun 2019 sebesar 76,19%. Gap antara tingkat literasi dan inklusi menurun dari 38,16% di tahun 2019 menjadi 35,42% di tahun 2022.
Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan dan Komunikasi OJK, Aman Santosa mengatakan, tingginya gap menunjukkan orang-orang telah menggunakan produk-produk jasa keuangan, tapi belum paham risikonya.
"Jadi artinya dia belum mampu menghitung, 'Ini kalau saya pakai produk ini, risikonya apa, benefitnya apa', sehingga nanti ia kemampuan membayarnya ternyata tidak mampu semacam itu," katanya di Tanah Datar, Sumatera Barat, Rabu malam (21/6/2023).
Namun, ada risiko yang lebih parah. Menurutnya, itu bisa membuat orang menggunakan produk atau jasa keuangan yang ilegal. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong literasi keuangan masyarakat. Dengan begitu, kata dia, masyarakat akan semakin bijak memilih produk jasa keuangan.
(rrd/rir)