Jakarta - detikFinance mengunjungi Desa Enem di pedalaman Papua yang baru saja menikmati listrik. Menuju Enem harus naik pesawat dan dilanjutkan dengan speedboat.
Foto Bisnis
Menyusuri Perjalanan Menantang ke Desa Pedalaman Papua

Tidak mudah untuk bisa mengaliri listrik ke Desa Enem, apalagi lokasinya sulit diakses. Seperti pengalaman detikFinance, yang kemarin ikut menghadiri peresmian PLTS tersebut. Perjalanan dimulai dari Bandar Udara Mopah Merauke dengan menggunakan pesawat perintis.
Sekitar pukul 10.30 WIT, disambut oleh cuaca cerah, pesawat lepas landas menuju Bandara Kepi, Kabupaten Mappi, Papua.
Perjalanan tersebut memakan waktu kurang lebih satu jam. Tiba di Bandara Kepi sekitar 11.30 WIT.
Setiba di Bandara Kepi, perjalanan dilanjutkan menggunakan kendaraan roda empat menuju Dermaga Mur.
Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit, dengan kondisi jalan yang belum mulus seutuhnya. Masih terdapat jalan berlubang yang membuat kendaraan harus memperlambat lajunya.
Dari Dermaga Mur ini lah perjalanan menantang yang sesungguhnya. Untuk menuju Desa Enem, harus ditempuh lewat jalur sungai menggunakan speed boat.
Waktu tempuhnya sekitar 30 menit. Perjalanan dimulai sekitar 12.00 WIT, dan tiba sekitar 12.30 WIT. Meski hanya memakan waktu 30 menit, perjalanan sangat memacu adrenalin. Speed boat yang melaju kencang ditambah gelombang air, membuat tubuh sulit menjaga keseimbangan.
Pengemudi speedboat tampak lihai menghindari gelombang tinggi sehingga meminimalisir guncangan. Selain itu, para penumpang juga dibekali dengan jaket pelampung.
Tiba di Desa Enem, rombongan PLN langsung disambut oleh warga setempat, ala adat Papua. Anak-anak hingga orangtua tampak antusias menantikan hadirnya listrik di desa mereka.
Puluhan tahun gelap gulita, warga Desa Enem, Distrik Obaa, Kabupaten Mappi, Provinsi Papua akhirnya kini tersentuh listrik. Tepatnya, kemarin, Selasa (24/7), diresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 kwp oleh PLN.