Geliat Usaha Pengolahan Kepiting Rajungan di Natuna

Sejumlah ibu-ibu di Pulau Sedanau, kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, nampak sibuk mengupas cangkang kepiting rajungan untuk diambil dagingnya.

Letak geografis Natuna yang berada di tengah laut lepas membuat kawasan tersebut memiliki kekayaan laut yang melimpah. Tak sedikit pula warganya yang menggantung hidup dengan bekerja sebagai nelayan maupun mengolah hasil laut, seperti kepiting rajungan.

Al Izhar, merupakan salah seorang warga di Pulau Sedanau yang mengembangkan usaha pengolahan kepiting rajungan. Sudah 15 tahun Al Izhar bergelut dalam usaha tersebut.

Tak hanya memberi keuntungan bagi dirinya sendiri, usaha pengolahan kepiting rajungan ini juga memberi berkah bagi warga di sekitar tempat usahanya tersebut. Pasalnya, Al Izhar turut mengajak ibu-ibu di sekitar tempat usahanya untuk bekerja mengupas cangkang kepiting rajungan.

Selain membuka lapangan kerja, Hal itu juga menjadi salah satu upaya Al Izhar untuk memberdayakan ibu-ibu di sekitar tempat usahanya.

Setiap hari ibu-ibu tersebut berkumpul di tempat usaha Al Izhar untuk mengupas cangkang kulit rajungan yang telah dibersihkan dan direbus.

Rata-rata ada sekitar 100 hingga 200 bungkus daging kepiting rajungan yang disimpan di cold storage sebelum akhirnya dikirim ke sejumlah kawasan di Indonesia dan luar negeri.

Menurut Al Izhar, dalam sebulan dirinya dapat meraup untung mencapai Rp 500 juta per bulan dari usaha mengolah kepiting rajungan tersebut. Kehadiran listrik yang kini telah mengaliri Kabupaten Natuna pun dirasakan sangat bermanfaat bagi Al Izhar. Dengan adanya listrik, ia dapat membekukan daging-daging rajungannya sebelum dijual maupun dikirim ke pembeli yang tak jarang berasal dari luar negeri.