Sumedang - Bengkel kerajinan Pramanik di Jatinangor, Sumedang, Jabar, memproduksi alat musik tradisional dari kayu dan bambu. Alat musik ini mampu menembus pasar Eropa.
Picture Story
Alat Musik Kayu Asal Jatinangor Ini Tembus Pasar Eropa

Siapa sangka, pusat kerajinan tangan kawasan barat Jatinangor, Desa Cibeusi, Jatinangor, Kabupaten Sumedang, yang dikenal dengan kawasan pendidikannya mampu menghasilkan alat musik tradisional yang menembus pasar Eropa.
Di tengah deretan bangunan komersil kawasan Jatinangor, berdiri bengkel produksi, kerajinan tangan Pramanik.
Berdiri sekitar tahun 1970, bengkel Pramanik ini memproduksi sejumlah kerajinan tangan yang berbahan dasar kayu dan bambu lalu di olah menjadi sebuah alat musik tradisional.
Awal berdirinya, pusat kerajinan ini dirintis oleh Enjang Sudrajat, yang kemudian diteruskan oleh anaknya Heru (40) sebagai penerus generasi kedua pada tahun 1990.
Dulunya hasil kerajinan milik Heru dipasarkan di sekitar rumahnya hingga merambah ke Kota Bandung dan Jakarta.
Kini beberapa produk kerajinan tangan milik Heru berhasil terjual hingga mancanegara melalui penyalur di Ibu Kota.
Di bengkel yang sederhana ini, terdapat sebuah ruangan dengan beberapa kayu dan bambu dengan jenis mahoni dan jati untuk menjadi sebuah karya seni yang memiliki nilai jual.
Berbagai macam kerajinan milik Heru di dominasi oleh alat musik tradisional, seperti dijeridu, halilintar, jimbe, rimstik, gitar tradisional dan gitar dayak.
Salah satu yang banyak dicari pembeli adalah alat musk tifa.