Sumedang - Cipacing dikenal sebagai desa perakit senapan angin. Namun fakta sebenarnya, Desa Cikeruh lah yang menjadi pelopor pembuat senapan angin di Sumedang.
Picture Story
Sejarah Senapan Angin Cipacing dan Cikeruh

Pekerja merakit senapan angin di bengkel rumahan di Desa Cikeruh, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (17/2/2020).
Setiap bulannya bengkel rumahan ini dapat memproduksi 20 sampai 30 unit tergantung pemesanan konsumen atau bandar (pengepul).Β
Harga senapan angin di Desa Cikeruh bervariasi, mulai dari Rp 650 ribu - Rp 1,3 juta per unit. Sementara senapan pompa dijual Rp 350 ribu - 1,7 juta per unit. Sedangkan senapan PCP (Gas) Rp 1,3 juta - Rp 7 juta per unit.Β
Seorang pekerja menyelesaikan pembuatan senapan angin di bengkelnya.Β
Desa Cikeruh merupakan pelopor pembuat senapan angin di Sumedang. Pelopor senapan di Desa Cikeruh adalah seorang pandai besi biasa bernama Raden Soemadimadja.Β
Raden Soemadimadja menjadi pembuat senapan berawal dari permintaan seorang juragan kebun dari Belanda untuk memperbaiki senjata api di bengkel besi miliknya.
Saat itu Raden Soemadimadja membuat senapan jenis Dorlok atau singkatan dari didor dan dicolok (ditembakkan dan didorong).
Setelah meredanya pemberontakan DI/TII di wilayah Bandung, barulah senjata produksi Desa Cikeruh dihentikan secara massal. Hingga pada akhirnya Desa Cikeruh hanya memproduksi senjata jenis senapan angin.
Setelah senjata produksi Desa Cikeruh ditutup massal, masyarakat Desa Cipacing mulai memborong senjata dari Cikeruh dan kembali menjualnya. Sejak saat itu Desa Cipacing lebih tersohor sebagai sentra senapan angin ataupun pompa dari pada Desa Cikeruh.
Saat ini warga Desa Cikeruh tetap membuat senapan. Namun mereka hanya memproduksi senapan angin, pompa, dan PCP (gas).