Sumedang - Permintaan kolang-kaling di Kabupaten Sumedang, mulai meningkat menjelang Ramadhan. Mau tahu cara pembuatannya? Yuk, kita lihat proses pengolahannya.
Foto Bisnis
Jelang Ramadhan, Permintaan Kolang-kaling Meningkat

Ating (55), salah satu petani kolang kaling asal Dusun Puncak RT 02, RW 01, Desa Genteng, Kecamatan Pamulihan, mengatakan, saat ini dirinya telah mendapatkan permintaan buah kolang-kaling hingga 2 ton lebih per-minggu. Jumlah permintaan itu melonjak dari beberapa hari ke belakang.
Ating mengaku, saat ini dirinya telah mendapatkan permintaan buah kolang-kaling dari sejumlah pedagang di Pasar Tanjungsari, Pasar Cileunyi, dan Pasar Ujung Berung Kota Bandung, Permintaan itu melonjak karena beberapa hari lagi memasuki bulan suci Ramadhan dan banyak orang yang mencarinya.
Di hari biasa omset penjualan kolang-kaling milik Ating ini hanya 1 kuintal per minggunya, namun saat menjelang Ramadhan meningkat menjadi 2 ton lebih perminggu.
Banyaknya permintaan membuat harga kolang kaling mengalami kenaikan.
Pada hari biasa harga kolang-kaling dijual Rp 7 ribu per kilogram, namun masuk bulan Ramadhan ini harganya naik hingga mencapai Rp 9 ribu per kilogram.
Harga tersebut diprediksi akan naik lagi menjadi harga 12 ribu per kilogramnya sebelum Lebaran.
Menurut Ating, dalam satu hari dirinya hanya bisa memproduksi kolang kaling dikisaran 60 kilogram, mulai dari memanen, memasak, dan mengupas kulit buah aren mentah.
Proses produksi kolang kaling ini masih dilakukan secara manual. Seperti inilah prosesnya.
Merebaknya virus COVID-19 tidak berpengaruh pada perajin kolang-kaling.
Kolang-kaling ini biasa dibuat beragam jenis cemilan saat berbuka puasa maupun saat Lebaran tiba nanti.