Demak - Pengusaha shuttlecock rumahan di Demak masih bertahan meski hadapi pandemi COVID-19. Usaha rumahan itu juga berdayakan warga sekitar untuk bantu penuhi pesanan.
Foto Bisnis
Perajin Kok Rumahan di Demak Masih Bertahan di Masa Pandemi Corona

Pengusaha shuttlecock rumahan di Demak, Jawa Tengah masih bertahan meski mengahadapi pandemi virus Corona (COVID-19). Usaha rumahan tersebut juga memberdayakan masyarakat sekitar dengan simtem borong untuk memenuhi pesanan.
Pemilik usaha shuttlecock rumahan, Nur Rokhim, di Dukuh Drono, Desa Pilangrejo, Kecamatan Wonosalam, menjelaskan, shuttlecock miliknya tersebut justru mengalami kenaikan pesanan di masa pandemi virus Corona, terutama satelkok yang berukuran kecil atau untuk anak-anak. Satu satelkoknya ia jual dengan harga pengepul, Rp 55 ribu.
Ia menjelaskan, shuttlecock miliknya dari bulu entok tersebut, utamanya terjual untuk warga Demak sekitar dan sebagian ia kirim ke Kudus.
Sementara dalam sehari, dirinya mampu memproduksi shuttlecock sejumlah 50 slop. Yakni dengan mempekerjakan warga sekitar termasuk ibu rumah tangga. Setidaknya ada enam kepala keluarga yang ikut membantunya. Rokhim menjelaskan, usaha shuttlecocknya tersebut sudah berjalan sejak tiga tahun lalu. Dirinya mengaku, kesusahan mengembangkan usahanya lantaran pengerjaannya masih serba manual, lantaran minimnya modal.
Dalam pantauan detik.com di lapangan, Rokhim membuat shuttlecock masih dengan cara manual. Diantaranya, mulai mencuci bulu entok, mengeringkan bulu, memotong, mengeraskan, memasangi dudukan shuttlecock, hingga penempelan pita dan brand usahanya. Sementara Kades Pilangrejo, Tugiman saat ditemui terpisah mengatakan, industri rumahan shuttlecock termasuk unit usaha Bumdes Sejahtera Desa Pilangrejo. Dirinya menjelaskan, pengrajin bisa meminjam ke pemerintah desa dengan tanpa agunan di masa pandemi Corona ini.