Jakarta - Akibat wabah COVID-19, resesi membayangi Indonesia. Penurunan aktivitas ekonomi nasional ini akan berdampak pada PHK dan kemiskinan.
Picture Story
Potret Kemiskinan di Sudut Jakarta di Masa Pademi

Sejumlah warga beraktivitas di kawasan kolong tol Ancol, Jakarta Utara, Rabu (23/9).
Warga miskin yang tinggal di kolong tol mengaku, masa PSBB ini sangatlah berat bagi mereka karena berdampak pada penurunan pendapatan
Kondisi tersebut akan berdampak pada pelemahan daya beli hingga pemutusan hubungan kerja (PHK). Β
Hal itu sangat berdampak kepada masyarakat golongan menengah ke bawahΒ khususnya rakayat golongan miskin yang saat ini masih sangat bergantung dengan hasil berjualan.
Resesi sendiri adalah roda ekonomi sedang istirahat. Ketika ekonomi sedang istirahat maka perputaran roda ekonomi akan melambat atau bahkan berhenti.
Para ekonom mengatakan saat resesi membuat daya beli masyarakat menurun dan membuat PHK yang sudah terjadi sejak awal pandemi COVID-19 terus berlanjut.
Para ekonom pun menerangkan bahwa imbas PHK di tengah resesi akan membuat jumlah pengangguran semakin bertambah.
Para ekonom menyarankan pemerintah mengebut realisasi penyaluran stimulus kepada masyarakat, mulai dari bantuan sosial (bansos) hingga bantuan langsung tunai (BLT) untuk meredam dampak buruk dari resesi ekonomi.
Seperti diketahui, realisasi pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II-2020 minus 5,32%. Resesi akan terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional kembali negatif di kuartal berikutnya. Resesi adalah kondisi di mana pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut.
Anak-anak tengah belajar secara online di kolong tol.